Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, begitu kata pepatah yang sering kali kita dengar. Semakin kita mencintai sesuatu tentu kita akan semakin dekat, mengingat dan timbul rasa rindu didalam hati kepadanya. Hal tersebut juga berlaku, ketika semakin dalam dan sering kita memahami untuk mengenal Allah maka kita akan semakin merasa dekat dengan-Nya. Dan Semakin dekat perasaan kita kepada Allah, semakin tenang jiwa kita. Dengan mengenal-Nya, akan muncul rasa takut kepada-Nya, tawakal, berharap, menggantungkan diri, dan ketundukan dan ketaqwaan hanya kepada-Nya. Sehingga kita bisa melaksanakan segala apa yang diperintah-Nya dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya. Mengenal Allah Bukan saja merupakan kewajiban namun sebuah kebutuhan mendasar yang tidak dapat kita pungkiri.
Mengenal Allah ada empat cara yaitu mengenal wujud Allah, mengenal Rububiyah Allah, mengenal Uluhiyah Allah, dan mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah. Sebagaimana telah disebutkan Allah di dalam Al Qur’an dan As Sunnah baik global maupun terperinci.
Mengenal Wujud Allah
Yaitu beriman bahwa Allah itu ada. Dan adanya Allah telah diakui oleh fitrah, akal, panca indera manusia, dan ditetapkan pula oleh syari’at.
Ketika kita melihat sekeliling kita, melihat makhluk yang beraneka macam dengan sistem tanpa cela tentu akal kita dapat menyimpulkan bahwa semua itu tidak terjadi begitu saja namun ada yang menciptakan dan pula mengaturnya. Dengan panca indera kita dapat melihat, mendengar dan merasakan bukti-bukti bahwa Allah itu ada. Mukjizat dari Allah yang sampai sekarang selalu menjadi pedoman hidup kita, yaitu Al-Qur’an. Bukti keberadaan Allah yang tak terbantahkan. fitrah seseorang mengakui adanya Allah dan juga menunjukkan, bahwa manusia dengan fitrahnya mengenal Rabbnya, seperti yang termaktub dalam Al Qur’an Surat Al-A’raf ayat 172-173. Adapun bukti syari’at, kita menyakini bahwa syari’at Allah yang dibawa para Rasul yang mengandung maslahat bagi seluruh makhluk, menunjukkan bahwa syari’at itu datang dari sisi Dzat yang Maha Bijaksana.
Mengenal Rububiyah Allah
Yaitu pengesaan Allah secara mutlak dan meniadakan sekutu. Rububiyah Allah adalah mengesakan Allah dalam tiga perkara yaitu penciptaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan pengaturan-Nya.
Hal tersebut mengandung pengertian bahwa tidak ada yang bisa menghidupkan dan mematikan, memberi rizki, menyembuhkan segala macam penyakit, memberikan segala macam manfaat, membahagiakan, menyengsarakan, menjadikan seseorang miskin dan kaya, yang meluluskan seseorang dari segala macam ujian, yang menaikkan dan menurunkan pangkat dan jabatan seseorang, kecuali Allah semata.
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al Baqarah :255)
Orang musyrikin juga mengakui tentang sifat Rububiyyah Allah. Sebagaimana firman Allah Subhanahu waTa’ala:
“Artinya : Katakanlah: ‘Siapakah yang memberi rizki kepadamu, dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan.’ Maka, mereka men-jawab: ‘Allah.’ Maka, katakanlah: ‘Mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)?’ Maka, (Dzat yang demikian) itulah Allah Rabb kamu yang sebenarnya, maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka, bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)" [Yunus: 31-32]
“Artinya : Katakanlah: ‘Siapakah yang memberi rizki kepadamu, dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan.’ Maka, mereka men-jawab: ‘Allah.’ Maka, katakanlah: ‘Mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)?’ Maka, (Dzat yang demikian) itulah Allah Rabb kamu yang sebenarnya, maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka, bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)" [Yunus: 31-32]
Mengenal Uluhiyah Allah
maksudnya adalah mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hal perbuatan-perbuatan hamba ketika ber-taqarrub (mendekatkan diri) kepadaNya.
Allah berfirman di dalam Al Qur’an:
“Hanya kepada-Mu ya Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu ya Allah kami meminta.” (QS. Al Fatihah: 5)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah membimbing Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu dengan sabda beliau:
“Dan apabila kamu minta maka mintalah kepada Allah dan apabila kamu minta tolong maka minta tolonglah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Allah berfirman dalam hadits qudsi: “Saya tidak butuh kepada sekutu-sekutu, maka barang siapa yang melakukan satu amalan dan dia menyekutukan Aku dengan selain-Ku maka Aku akan membiarkannya dan sekutunya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu )
Dari ayat dan hadits di atas, digambarkan secara jelas bahwa bagi Allah lah segala bentuk peribadatan kita ditujukan. Kita tidak boleh memberikan peribadatan sedikitpun kepada selain Allah karena semuanya itu hanyalah milik Allah semata.
Ibnul Qoyyim mengatakan: “Kesyirikan adalah penghancur tauhid rububiyah dan pelecehan terhadap tauhid uluhiyyah, dan berburuk sangka terhadap Allah.”
Mengenal Nama dan Sifat Allah
Maksudnya, kita beriman bahwa Allah memiliki nama-nama yang Dia telah menamakan diri-Nya dan yang telah dinamakan oleh Rasul-Nya. Dan beriman bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang tinggi yang telah Dia sifati diri-Nya dan yang telah disifati oleh Rasul-Nya. Allah memiliki nama-nama yang mulia dan sifat yang tinggi.
Allah berfirman:
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al A’raf:180)
“Dan Allah memiliki permisalan yang tinggi.” (QS. An Nahl: 60)
Dalam hal ini, kita harus beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah sesuai dengan apa yang dimaukan Allah dan Rasul-Nya dan tidak menyelewengkannya sedikitpun. Imam Syafi’i meletakkan kaidah dasar ketika berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagai berikut: “Aku beriman kepada Allah dan apa-apa yang datang dari Allah dan sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Allah. Aku beriman kepada Rasulullah dan apa-apa yang datang dari Rasulullah sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Rasulullah”
Semoga setelah kita mengenal dapat Allah secara mendalam, kita semakin mencintai-Nya dan mencintai karena-Nya. Amin ya Rabbal alamin.
[nk: dari berbagai sumber]Al Qur'an, Mushaf Hilal. DOWNLOAD DISINI (versi chm)
Kumpulan Hadits shahih. DOWNLOAD DISINI (verssi chm)
Mengenal Allah lewat akal DOWNLOAD DISINI (versi chm)
qurandansunnah.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar