BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dasar merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan pendidikan nasional, maka dari itu aset suatu bangsa tidak hanya terletak pada sumber daya alam yang melimpah, akan tetapi terletak pada sumber daya manusia yang berkualitas. maka diperlukan peningkatan sumber daya manusia Indonesia sebagai kekayaan negara yang kekal dan sebagai investasi untuk mencapai kemajuan bangsa.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan Bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di SD, demi perkembangan siswa ke arah yang semaksimal mungkin. Guru sebagai salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan kebutuhan bimbingan di sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan yakni:
1. Apa konsep dasar Bimbingan?
2. Apa sajakah kebutuhan bimbingan di SD?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan Konsep dasar bimbingan
2. Menjelaskan kebutuhan bimbingan di SD
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Bimbingan
Konsep dasar bimbingan mencakup pengertian, tujuan, fungsi, prinsip, serta asas-asas bimbingan di SD.
1. Pengertian Bimbingan
Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian bimbingan. Di antaranya yang klasik dan sudah cukup lama berkembang di Amerika Serikat serta banyak dikutip oleh para penulis di Indonesia adalah sebagaimana dikemukakan oleh Crow& Crow (1960), Jones (1963), dan Mortensen & Schmuller (1964) sebagai berikut:
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian serta pendidikan yang memadai kepada individu dari semua usia untuk membantu mengatur kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri (Crow & Crow 1960:14).
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian secara bijaksana dengan lingkungannya. Tujuan utama bimbingan adalah untuk mengembangkan setiap individu sesuai dengan kemampuannya (Jones, dalam Djumhur dan M. Surya 1975:10).
Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan program pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan-layanan petugas ahli dengan mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kecakapan-kecakapannya secara penuh sesuai dengan yang diharapkan (Mortensen & Shmuller, 1964:3)
Dari definisi diatas dapat diangkat makna sebagai berikut:
a. Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambungan. Bimbingan memiliki tahapan kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan.
b. Bimbingan merupakan “helping”, yang identik dengan “aiding, assisting, atau awailing”. Dalam proses bimbingan, pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi berperan sebagai fasilitator.
c. Individu yang dibantu adalah individu yang sedang berkembang dengan segala keunikannya.
d. Tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal, yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.
2. Tujuan
Pelayanan bimbingan di sekolah memiliki tujuan tertentu. Tujuan itu dapat dibedakan atas tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan umum
Secara umum pelayanan bimbingan di sekolah terutama di SDbertujuan agar setelah mendapat pelayanan bimbingan siswa dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, dan nilai-nilai yang dimiliki. Tujuan ini dirumuskan berdasarkan kenyataan adanya perbedaan antara siswa sesamanya. Setiap siswa memiliki keunikan-keunikan tertentu.
b. Tujuan Khusus
Secara khusus pelayanan bimbingan di sekolah bertujuan agar siswa dapat:
1. Memahami dirinya dengan baik.
2. Memahami lingkungan sosial masyarakat dengan baik.
3. Membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana.
4. Mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun dilingkungan sekolah.
5. Mencapai kehidupan yang efektif dan produktif.
3. Fungsi Bimbingan
Beberapa fungsi umum diadakannya bimbingan di SD yaitu:
1. Fungsi Pemahaman, yaitu Mengetahui siapa dan bagaimana individu siswa yang dibimbing, berusaha mengungkapkan dan memahami apa masalah dan kesulitan yang dihadapinya, apa dan bagaimana kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.
2. Fungsi Pencegahan (Preventif), yaitu Pelayanan bimbingan harus memiliki fungsi pencegahan, yaitu penciptaan suatu suasana agar pada diri siswa tidak timbul berbagai masalah yang dapat menghambat proses belajar dan perkembangannya. Kegiatan bimbingan yang mengarah pada pemenuhan fungsi ini antara lain adalah:
· Pemberian orientasidan informasi
· Penciptaan kondisi pendidikan yang sehat dan menunjang
· Kerjasama dengan orang tua murid
3. Fungsi Pemecahan (Pemberian Bantuan), yaitu Fungsi pemecahan merupakan usaha sekolah untuk mengatasi berbagai masalah atau kesulitan yang dialami siswa dalam proses belajar-mengajar di sekolah. Fungsi pemecahan ini dapat diselenggarakan oleh konselor atau guru sesuai dengan jenis dan sifat dari kesulitan yang dialami oleh siswa.
4. Fungsi Pengembangan, yaitu Pelayanan bimbingan bukan sekedar mengatasi kesulitan yang dialami siswa melainkan juga berupaya agar siswa dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya.
5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadiannya.
6. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu (siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma-norma yang ada.
4. Prinsip-Prinsip Bimbingan
Pelayanan bimbingan di sekolah hendaklah dilaksanakan menurut prinsip-prinsip tertentu, yaitu:
a. Bimbingan adalah untuk semua murid.
b. Bimbingan melayani murid-murid dari semua usia.
c. Bimbingan bersifat individualisasi.
d. Bimbingan harus mencakup semua bidang pertumbuhan dan perkembangan siswa.
e. Bimbingan menekankan hal yang positif.
f. Bimbingan mendorong penemuan dan pengembangan diri.
g. Pelaksanaan bimbingan menghendaki adanya kerjasama dari murid, orang tua, kepala sekolah, dan konselor.
h. Bimbingan harus menjadi bagian yang terpadu dalam keseluruhan program pendidikan di Sekolah.
i. Bimbingan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada individu dan masyarakat.
5. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
Pemenuhan asas-asas bimbingan dan konseling akan memperlancar pelaksanaan dan menjamin keberhasilan layanan bimbingan dan konseling. Asas-asas yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Kerahasiaan, Segala sesuatu yang dibicarakan siswa kepada guru pembimbing tidak boleh disampaikan kepada orang lain. Asas ini akan mendasari kepercayaan peserta didik kepada guru pembimbing.
2. Kesukarelaan, Pelaksanaan bimbingan dan konseling berlangsung atas dasar sukarela dari kedua belah pihak.
3. Keterbukaan, Bimbingan dan konseling dapat berhasil dengan baik jika siswa yang bermasalah mau menyampaikan masalah yang dihadapi kepada guru pembimbing, dan guru yang bersangkutan bersedia membimbingnya.
4. Kekinian, Masalah yang ditangani dalam bimbingan dan konseling adalah masalah sekarang walaupun ada kaitannya dengan masalah yang lampau dan yang akan datang. Selain itu hendaknya pembimbing sesegera mungkin menangani masalah siswa.
5. Kemandirian, Bimbingan dan konseling membantu siswa agar dapat mandiri atau tidak bergantung pada pembimbing maupun orang lain.
6. Kegiatan, Bimbingan dan konseling harus dapat membantu siswa agar berusaha melakukan kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
7. Kedinamisan, Bimbingan dan konseling hendaknya dapat membantu terjadinya perubahan yang lebih baik kearah pembeharuan pada diri siswa.
8. Keterpaduan, Bimbingan dan konseling hendaknya dapat memadukan berbagai aspek kepribadian siswa dan proses layanan yang dilakukan.
9. Kenormatifan, Usaha bimbingan dan konseling harus sesuai dengan norma yang berlaku, baik norma agama, adat hukum, negara, ilmu dan kebiasaan sehari-hari.
10. Keahlian, Bimbingan dan konseling adalah layanan profesional sehingga perlu diperlukan oleh ahli yang kusus dididik untuk melakukan tugas ini.
11. Alih tangan, Bila usaha yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau masalahnya di luar kewenangannya, maka penanganannya dapat dialihtangankan kepada pihak lain yang berwenang.
12. Tutwuri Handayani, Bimbingan dan konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberi rasa aman, mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan seluas-luasnya kepada siswa.
B. Kebutuhan Bimbingan di SD
Masalah-masalah yang dialami siswa dapat terjadi oleh berbagai sebab, baik yang bersumber dari siswa itu sendiri maupun yang bersumber dari lingkungannya, maka dari itu siswa perlu dibantu dalam hal mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, baik masalah yang dihadapi sekarang maupun masalah yang mungkin timbul pada masa yang akan datang. Sejalan dengan sebab-sebab permasalahan tersebut. Kebutuhan bimbingan di SD bertolak dari upaya-upaya berikut ini.
1. Membantu Murid Dalam Mewujudkan Tugas-tugas Perkembangannya.
Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang timbul pada suatu masa tertentu dalam kehidupan seseorang.
Havighurst menyatakan ada sejumlah tugas perkembangan yang harus dilaksanakan pada anak-anak tingkat SD (6-12), yaitu:
a. Mempelajari keterampilan-keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain.
b. Mengembangkan keseluruhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh.
c. Belajar bergaul denan teman-temannya.
d. Mengambangkan keterampilan-keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
e. Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
f. Mengembangkan kata hati dan norma-norma
g. Mendapatkan kebebasan pribadi
h. Mempelajari peranan sosial, baik sebagai wanita maupun pria
i. Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok dan badan sosial.
Guru perlu memahami konsep-konsep tentang tugas-tugas perkembangan diatas. Dengan memahami konsep tersebut, guru tidak saja dapat mencari dan menyatakan tujuan tujuan pendidikan disekolah tetapi dapat melaksanakan pendidikan sesuai dengan tingkat kematangan, kesiapan dan kebutuhan anak.
2. Membantu Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan Dasar Siswa
Sebagaimana manusia umumnya, maka siswa memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu. Maslow (Ngalim Porwanto, 1990:77) mengemukakan ada lima kebutuhan dasar manusia, yaitu:
Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan makanan, pakaian dan perumahan.
Kebutuhan rasa aman kebutuhan untuk terbebas dari rasa takut, terlindung dari bahaya, ancaman penyakit dan perlakuan tidak adil.
Kebutuhan kasih sayang yaitu kebutuhan untuk merasa dicintai dan dimiliki serta disayangi oleh orang lain
Kebutuhan panghargaan yaitu kebutuhan akan penghargaan atas prestasi, kemampuan, kedudukan, pangkat dan sebagainya.
Kebutuhan aktualiasasi diri yaitu kebutuhan untuk menyampaikan atau memunjukan kemampuan diri secara maksimum dan kreatif.
Kebutuhan-kebutuhan yang terpenuhi itu akan dapat mendatangkan kepuasan, kesenangan, dan kebahagiaan bagi orang yang bersangkutan. Bagi siswa siswa di sekolah, terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan itu akan memungkinkan dapat mencapai perkembangan secara optimal. Tugas bimbingan yang terpenting dalam hal ini adalah membantu agar anak didik dapat memperoleh kemudahan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.
Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari kebutuhan dan masalah perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunnaryo Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa masalah-masalah perkembangan siswa SD menyangkut aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi dan sosial. Masalah-masalah perkembangan ini memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di SD. Sisi lain yang memunculkan layanan kebutuhan akan layanan bimbingan SD ialah rentang keragaman individual siswa yang amat lebar. Kondisi seperti ini akan memunculkan populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, antara lain mencakup:
a. Siswa dengan kecerdasan dan kemampuan diri.
b. Siswa yang mengalami kesulitan belajar.
c. Siswa dengan perilaku bermasalah.
Secara formal, kedudukan bimbingan dalam sistem pendidikan di Indonesia telah digariskan didalam undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional beserta perangkat peraturan pemerintahnya. Hal-hal yang berkenaan dengan pendidikan dasar dimana SD ada di dalamnya, dibicarakan secara khusus dalam PP No. 28 tahun 1989. Pada pasal 25 dalam PP tersebut dikatakan bahwa :
a. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
b. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.
Pengakuan formal seperti ini mengandung arti bahwa layanan bimbingan di sekolah dasar perlu dilaksanakan secara terprogram dan ditangani oleh orang yang memiliki kemampuan untuk itu. Untuk pendidikan di SD pada saat ini, dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa serta penyelanggaraan sistem pendidikan SD yang ditangani oleh guru kelas, maka layanan bimbingan di SD dalam banyak hal masih akan lebih efektif dilaksanakan secara terpadu dengan proses pembelajaran dan ditangani oleh guru kelas. Oleh karena itu guru SD dikehendaki memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menyelanggarakan layanan bimbingan.
Perlunya Bimbingan dan Konseling di SD.
Jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelakangi perlunya bimbingan yakni tinjauan secara umum, sosio kultural dan aspek psikologis. Secara umum, latar belakang perlunya bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut pasti tentu perlu mengintegrasikan seluruh komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya komponen bimbingan.
Bila dicermati dari sudut sosio kultural, yang melatarbelakangi perlunya proses bimbingan adalah adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga berdampak disetiap dimensi kehidupan. Hal tersebut semakin diperparah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, sementara laju lapangan pekerjaan relatif menetap.
Menurut Tim MKDK IKIP Semarang (1990:5-9) ada lima hal yang melatarbelakangi perlunya layanan bimbingan di sekolah yakni:
(1) Masalah perkembangan individu,
(2) Masalah perbedaan individual,
(3) Masalah kebutuhan individu,
(4) Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, dan
(5) Masalah belajar.
3. Mengatasi Pengaruh Kondisi Rumah Tangga yang Kurang Menguntungkan
Anak-anak yang memasuki sekolah dasar berasal dari berbagai latar belakang rumah tangga. Ada yang orang tuanya kaya, ada pula yang miskin, ada yang rumah tangganya retak (broken home), ada yang di tolak atau tidak diterima sebagai mana mestinya, ada anak yang dilindungi, dan di pilih kasihi yang berlebihan. Kondisi rumah tangga yang demikian itu banyak sedikitnya akan mempengaruhi perkembangan anak. Sehingga diperlukan adanya bimbingan untuk membantu mengatasi masalah tersebut.
4. Mengatasi Pengaruh Kondisi Sekolah yang Tidak Sehat
Sekolah tidak selalu menjadi tempat yang menyenangkan bagi setiap siswa. Ada kalanya sekolah menjadi sumber masalah pada diri siswa. Di antara kondisi-kondisi sekolah yang dapat menjadi sumber masalah pada diri siswa adalah: (a) kurikulum yang tidak sesuai, (b) persaingan yang tidak sehat sesama murid, (c) guru kurang memahami perbedaan-perbedaan individu murid, (d) pelaksanaan administrasi sekolah yang tidak teratur, dan (e) kepribadian guru serta cara-cara pengelolaan kelas yang kurang mantap.
5. Mengatasi Pengaruh Kondisi Sosial-Budaya yang Kurang Menguntungkan.
Kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dewasa ini telah membuat orang memperoleh banyak kemudahan di jagad raya ini. Kemajuan di bidang komunikasi misalnya; seakan-akan menghilangkan jarak antara satu daerah ke daerah lain, antara satu benua dengan benua lain, dan antara bumi dan planet-planet lain. Demikian pula dengan kemajuan transportasi memudahkan terjadinya mobilitas penduduk dari suatu daerah ke daerah lain, dari suatu negara ke negara lain. Akhirnya, untuk meningkatkan devisa negara dan penghasilan rakyat perlu pula ditingkatkan bisnis dalam bidang kepariwisataan.
kemajuan dalam bidang di kemukakan di atas menimbulkan berbagai perubahan dalam berbagai segi kehidupan dalam masyarakat, seperti sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
Perubahan-perubahan yang di timbul itu tidak hanya menguntungkan tetapi juga merugikan masyarakat, yaitu beberapa pengaruh-pengaruh buruk sebagai ekses dari pembangunan itu sendiri. Selain itu juga menyebabkan kurangnya minat anak-anak SD untuk belajar dan tidak mau menggunakan pikiran secara cermat.
Sekolah tidak dapat melepaskan diri dari kondisi kehidupan masyarakat. Bahkan mempunyai tanggung jawab untuk membantu siswa-siswanya, baik sebagai pribadi maupun sebagai calon anggota masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah bertanggung jawab mendidik dan mengajar siswa agar dapat menjadi masyarakat yang baik dan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu upaya yang diberikan oleh guru sekolah. Namun demikian, kegiatan itu saja belum memadai untuk dapat menyiapkan siswa menjadi masyarakat yang baik mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Dalam hal ini, diperlukan adanya layanan khusus yang disebut bimbingan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang, agar mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki di dalam dirinya sendiri dalam mengatasi persoalan-persoalan, sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa harus bergantung pada orang kain.
Konsep dasar bimbingan di Sekolah dasar mencakup pengertian bimbingan, tujuan bimbingan, fungsi bimbingan, prinsip bimbingan, serta asas-asas bimbingan.
Kebutuhan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari upaya-upaya: 1) membantu murid dalam mewujudkan tugas-tugas perkembangannya, 2) membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar siswa, 3) mengatasi pengaruh kondisi rumah tangga yang kurang menguntungkan, 5) mengatasi pengaruh kondisi sekolah yang tidak sehat dan 6) mengatasi pengaruh kondisi sosial-budaya yang kurang menguntungkan.
B. Saran
Guru sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, sebaiknya memiliki wawasan yang luas dan memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan serta kebutuhan bimbingan di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Amti, Erman dan Marjohan. 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Djumhur & Moh. Surya (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV. Ilmu
Gunarsa, Singgih D. 1992. Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Kartadinata, Sunaryo. dkk. 2002. Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: CV Maulana
Syamsu Yusuf L.N. (2005). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah/Madrasah. Bandung : CV Bani Qureys.
Syamsu Yusuf L.N & Juntika N. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
http://ajengayuvindriatin.blogspot.com/2011/12/kebutuhan-dan-syarat-pokok-layanan.html diakses tanggal 9 September 2012
http://www.sabda.org/c3i/bimbingan_konseling_sekolah_dasar diakses tanggal 9 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar