Jumat, 18 Januari 2013

Panjang angan-angan

Panjang angan-angan Betapa mudah diri melupakan dosa sedangkan Allah SWT mencatatkan segala-galanya untuk sidang perbicaraan di akhirat. Bukankah sudah sampai firman Allah SWT mengenai nasib manusia yang melupakan dosanya. “dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya, dan mereka berkata: aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak menginggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang sudah mereka kerjakan ada tertulis dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juga pun.” (surah al-kahfi, ayat 49) mengapa diri selalu mengulangi dosa selepas bertaubat? Apakah karena syaitan lebih bijak menyelewengkan dengan hujah bahwa Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Pengampun? Lalu mengapa diri tidak berfikir apakah tujuan diciptakan neraka jika semua -konon- bisa masuk syurga dengan cara mempermain-mainkan pengampunan Allah SWT? Orang yang benar-benar beriman tidak akan terjerumus ke dalam lubang yang sama dua kali dan orang yang benar-benar yakin dengan perhitungan hari akhirat pasti berusaha menjadikan hari ini lebih baik daripada kemarin dari segi peningkatan ilmu, iman dan ibadat. Mengapa banyak hamba Allah SWT yang sudah bertaubat dihadapan ka'bah,disaksikan masjid Rasulullah SAW di sisi makamnya, dengan lelehan air mata yang menyesakkan dada tetapi dengan sekelip mata mengulangi kembali perbuatan maksiat dan melupakan janji setia kepada Allah SWT yang diikat di lehernya? Hasutan syaitan memanjangkan angan-angan bahwa dia bisa 10 kali lagi mengerjakan haji dan menambah amal salih. Tetapi lupa sehat, ajal dan maut di tangan Allah SWT yang tidak mungkin dibeli dengan harta kedudukannya. Bagaimana jika Allah SWT mencabut nyawanya dalam keadaan maksiat? (Mutiara Amaly vol.57)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar