FUNGSI SENI RUPA DI SEKOLAH DASAR
Fungsi
Seni Secara Umum
Di zaman modern, perkembangan seni semakin tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seni telah disadari keberadaannya.
Sehingga perkembangan manusia dalam menciptakan dan menggunakan seni semakin dapat dirasakan. Pada
perkembangan selanjutnya, manusia telah menciptakan karya seni yang berdaya guna dalam kehidupan mereka. Bahkan seni
menduduki fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan manusia:
1. Fungsi Individual/ fungsi pribadi
Charles Batteaux (1713-1780) membedakan
seni menjadi dua, yaitu:
1.
Seni
murni (fine art/ pure art)
2.
Seni
terapan (useful
art/ applied
art)
Pengelompokan tersebut berdasarkan
fungsi seni bagi kehidupan seorang seniman. Berdasarkan teori tersebut, maka
fungsi seni bagi seorang individual dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Fungsi
Pemenuhan Kebutuhan Fisik
Manusia homo sapien telah mengenal alat-alat kehidupan
sehari-hari. Dari peninggalannya dapat diketahui bahwa manusia zaman itu telah mengenal dan mempelajari dunia fisik. Mereka berusaha membuat
benda-benda terapan.
Manusia disebut homo faber, artinya ia memiliki emosi dan kecakapan untuk berekspresi pada keindahan dan pemakaian benda-benda. Sifat sensitif yang dimiliki oleh seseorang memberi reaksi terhadap
penciptaan benda yang indah dengan nilai artistik. Pada penciptaan suatu benda seseorang selalu mempertimbangkan dan menghadirkan aspek kehidupan.
Di abad teknologi kehadiran aspek seni
dalam pembuatan benda-benda fungsional tidak dapat diabaikan. Seni terapan
memang mengacu pada pemuasan kebutuhan fisik. Karena itu segi kenyamanan menjadi hal yang penting.
Peradaban manusia terus maju.
Penciptaan-penciptaan manusia juga ikut berkembang dengan pesat.
Contoh-contoh seni yang dapat memenuhi kebutuhan fisik antara lain:
a. Seni bangunan
b. Seni furniture
c. Seni pakaian (tekstil)
d. Seni kerajinan, dan
sebagainya.
Fungsi
Pemenuhan Kebutuhan Emosional
Mengapa manusia bisa marah, sedih,
gembira, haru, iba, cinta dan benci? Manusia dapat merasakan semua itu karena dalam dirinya terkandung dorongan emosional. Dan situasi emosi akan muncul bila ada rangsangan dari luar, rangsangan tersebut akan membentuk suatu asosiasi dan tanggapan. Dari tanggapan inilah lalu timbul refleksi yang berupa perasaan marah, benci, sedih, kasihan, haru dan sebagainya.
Pengalaman-pengalaman individual yang terus terjadi setiap saat bisa diungkapkan lewat
bahasa seni. Masalah cinta, perkawinan, kelahiran dan kematian atau rasa suka cita bisa menjadi pengalaman individu yang direkam dalam karya seni. Karena itu biasanya digunakan sebagai ekspresi diri dalam
berkarya, apalagi pada seni modern yang tidak lagi kolektif sifatnya.
Fungsi
pribadi seni
ada beberapa permasalahan yang biasanya menjadi pusat perhatian manusia, antara lain:
Ekspresi psikologis:
Cinta
Kematian
Masalah spiritual
Ekspresi estetik
2. Fungsi Sosial
Sebenarnya seluruh karya seni memiliki
fungsi sosial karena selalu ada interaksi antara karya seni dan pemirsanya. Senirupa bisa menjadi sarana untuk
penyampaian protes, pujian dan kritik.
Fungsi Sosial Seni dalam Bidang Rekreasi
Fungsi Sosial Seni dalam Bidang
Komunikasi
Fungsi Sosial Seni dalam Bidang
Pendidikan
Fungsi Sosial Seni dalam Bidang
Keagamaan
Buku Approaches
to Art in Education tulisan Laura H. Chapman (1978) menguraikan setiap karya seni memiliki
fungsi, apakah yang personal, social, physical, political, religious, educational, dan economic.
Dari sisi lain ditemukan adanya 3 pengelompokan:
1.
difungsikan
untuk mengekspresikan gagasan atau memecahkan problema tertentu. Setiap gagasan
atau problema mempersyaratkan dipilihnya karya seni yang sesuai untuk gagasan dan problema tersebut,
2.
difungsikan
untuk memenuhi kebutuhan dasar. Yang dimaksud di sini antara lain adalah kebutuhan menyatakan identitas katakanlah yang nasional; kemudian kebuthan akan seremoni. Masing-masingnya mempersyaratkan hadirnya
karya seni dengan karakteristik tertentu,
3.
difungsikan dengan memberikan ciri kontekstual. Konteks
dimaksud memberikan fungsi tertentu kepada karya seni bersangkutan. Karya seni yang digunakan dalam upacara keagamaan akan memperoleh fungsi yang lain apabila ditempatkan dalam suatu museum. Bendera yang berkibar pada tiangnya akan memiliki arti yang berbeda apabila digunakan sebagai penutup peti
jenazah.
A.
Seni Sebagai Media Ekspresi
Kegiatan ekspresi telah dimulai anak sejak lahir. Ekspresi yang
ditunjukan anak merupakan ekspresi untuk mencapai tujuan tertentu, dapat pula
mengekspresikan sesuatu yang menyatakan perasaan. Seringkali anak kurang mampu
mengeluarkan isi hatinya dengan bahasa lisan, namun bahasa tulisan lebih sulit
digunakan untuk mengungkapkan isi hatinya. Oleh karena itu, wujud ekspresi
dalam seni rupa dapat berupa gambar, patung dan karya lainnya.
B.
Seni Sebagai Media Komunikasi
Anak memiliki keinginan untuk menyatakan apa yang ada pada pikirannya
kepada orang lain, oleh karenanya anak berkomunikasi. Keinginan berkomunikasi
dapat melalui berbagai media seni : suara, tulis, gerak dan gambar. Melalui
suara komunikasi dapat diwujudkan dalam bentuk nyanyian. Karya sastra merupakan
media komunikasi yang disampaikan melalui tulisan. Drama dan bermain peran
merupakan media komunikasi yang diwujudkan dalam gerak. Dan gambar merupakan
media komunikasi yang dibentuk dengan bahasa rupa.
C.
Seni Sebagai Media Bermain
Bermain merupakan bentuk ekspresi bebas paling jelas ada pada anak-anak
dan sesuatu yang paling murni. Sifatnya spontan dan timbul dengan sendirinya.
Permainan yang dapat dikembangkan sesuai dengan empat fungsi mental :
- segi perasaan, dikembangkan dengan latihan-latihan penjiwaan ke arah drama.
- segi intuisi, dikembangkan dengan latihan-latihan ritmis ke arah tari dan musik.
- segi sensasi, dikembangkan dengan cara mengekspresikan diri ke arah plastis atau visual.
- segi pikiran, dikembangkan dengan kegiatan-kegiatan konstruktif ke arah keahlian.
D.
Seni Sebagai Media Pengembangan Kreatifitas
dan Kemampuan Berpikir
Kreativitas berperan mengembangkan kemampuan kognitif. Seni dapat
memancing tumbuhnya kemampuan kreatif. Kreativitas tidak hanya diperlukan dalam
kesenian, tetapi juga diperlukan pada bidang lain untuk membentuk kepribadian
anak seutuhnya.
Pengertian kreativitas menurut S.C. Utami Munandar (dalam Muharram,
Halaman 27) :
1.
kemampuan untuk membuat kondisi baru dan unsur-unsur
yang ada.
2.
kemampuan menggunkan data atau informasi yang tersedia.
3.
kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan,
kemurnian dalam mengembangkan dan memperkaya gagasan.
Penemuan tentang sifat, kemungkinan, teknik serta prosedur pada saat
anak melakukan kegiatan seni, memotivasi untuk berpikir dan mengambil
kesimpulan. Aristoteles berpendapat bahwa dalam seni harus selaras dengan
rasio dan emosi. Penciptaan seni menempatkan rasio sebagai control. Contoh :
balok permainan tidak dapat disusun seenaknya menjadi bentuk arsitektural,
tetapi dibutuhkan satu penyusunan yang berpola.
E.
Seni Sebagai Media Pengembangan Bakat Seni
Umumnya orang berpendapat bahwa bakat dibawa anak sejak lahir, namun
bakat yang terpupuk sejak lahir akan lebih baik perkembangannya, sebaliknya
meskipun berbakat tetapi tidak dipupuk maka pudarlah bakat itu.
Pendidikan seni rupa yang ideal memberikan kesempatan kepada anak yang
berbakat untuk memelihara dan mengembangkan bakatnya sejak awal masa sekolah.
Hasil Karya Konstruksi dan Macrame
(Wachowiak, 1993)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar