BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Dalam konteks pendidikan, masih ditemukan kontroversi dan
inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Di satu pihak ada yang tetap
cenderung menggunakan istilah manajemen, sehingga dikenal dengan istilah
manajemen sekolah. Di lain
pihak, tidak sedikit pula yang menggunakan istilah administrasi sehingga
dikenal istilah adminitrasi sekolah. Dalam studi
ini, penyusun cenderung
untuk mengidentikkan keduanya, sehingga kedua istilah ini dapat digunakan
dengan makna yang sama. Selanjutnya, akan disampaikan beberapa pengertian umum
tentang manajemen yang disampaikan oleh beberapa ahli.
Manajemen sekolah perlu dipahami dan dimengerti oleh
calon pendidik yang terjun di dunia pendidikan agar dapat mengatur dan mengelola sekolah dengan baik,
sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar dan tujuan pendidikan
dapat terwujud.`
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dari manajemen sekolah ?
2.
Apa tujuan
dari manajemen sekolah ?
3.
Apa fungsi
dari manajemen sekolah ?
4.
Apa saja
prinsip manajemen sekolah ?
5.
Apa saja
ruang lingkup manajemen sekolah ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian dari manajemen sekolah.
2.
Mengetahui tujuan dari manajemen sekolah.
3.
Mengetahui
fungsi dari manajemen sekolah.
4.
Mengetahui
prinsip manajemen sekolah.
5.
Mengetahui
ruang lingkup manajemen sekolah.
BAB II
Hakikat Manajemen Sekolah
A.
Pengertian Manajemen Sekolah
Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan
kontroversi dan inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Di satu pihak
ada yang tetap cenderung menggunakan istilah manajemen, sehingga dikenal dengan
istilah manajemen pendidikan. Di lain pihak, tidak sedikit pula yang
menggunakan istilah administrasi sehingga dikenal istilah adminitrasi
pendidikan. Dalam studi ini, penulis cenderung untuk mengidentikkan keduanya,
sehingga kedua istilah ini dapat digunakan dengan makna yang sama.
Selanjutnya, di bawah ini akan disampaikan beberapa
pengertian umum tentang manajemen yang disampaikan oleh beberapa ahli. Dari
Kathryn . M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan
Jusuf Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa : “Manajemen adalah proses untuk
mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi
utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin
(leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah
sebuah kegiatan yang berkesinambungan”.
Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani
Handoko (1995) mengemukakan bahwa: “Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori
(1980) memberikan pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah
administrasi pendidikan yang diartikan sebagai “keseluruhan proses kerjasama
dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai
untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien”. Sementara itu, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan bahwa “administrasi
pendidikan sebagai rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian
usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara
sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga
pendidikan formal”.
Penggunaan istilah administrasi dan manajemen dalam dunia
persekolahan secara substansial sebenarnya tidak jauh berbeda, keduanya dapat
dipandang secara esensial dari tidga sudut pandang yakni sebagai ilmu, sebagai
seni dan sebagai proses kegiatan.
Administrasi dan manajemen sebagai suatu ilmu, keduanya
telah memenuhi persyaratan suatu ilmu yakni: pertama, keduanya dapatdisebut
sebagai ilmu karena ada objek yang dipelajari yakni kerjasama sekelompok orang.
Kedua, keduanya memiliki metode dalam mempelajarinya. Ketiga, keduanya memiliki
sistematika baik di dalam mempelajarinya maupun dalam aplikasinya.
Administrasi manajemen dipandang sebagai suatu seni,
lebih ditekankan pada bagaimana seorang manajer dapat mempengaruhi dan mengajak
orang lain untuk secara bersama-sama menyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam hal
ini seorang administrator dpat melakukan peran kepemimpinannya, karenanya
kepemimpinan merupakan jantung manajemen.
Administrasi maupun manajemen dipandang sebagai suatu
proses kegiatan, di dalamnya tersdiri dari kegiatan yang bersifat manajerial
dan kegiatan yang berssifat operatif. Kegiatan manajerial adalah kegiatan yang
seyogyanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki status dan kewenangan
sebagai manajer. Sedangkan kegiatan operatif adalah pekerjaan-pekerjaan yang
seharusnya diselesaikan oleh pelaksana lapangan. Dalam hal ini efisien dan
efektivitas merupakan tujuan akhir dari manajemen
Meski ditemukan pengertian manajemen atau administrasi
yang beragam, baik yang bersifat umum maupun khusus tentang kependidikan, namun
secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen
pendidikan, bahwa : (1) manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan; (2)
manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya; dan (3) manajemen
pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu.
B.
Tujuan
Manajemen Sekolah
Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah
menurut Sagala (2007) adalah mewujudkan tata kerja yang lebih baik dalam empat
hal (1) meningkatnya efesiensi penggunaan sumber daya dan penugasan staf, (2)
meningkatnya profesionalisme guru dan tenaga kependidikan di sekolah, (3) munculnya gagasan-gagasan baru dalam implementasi kurikulum, penggunaan
teknologi pembelajaran, dan pemanfaatan
sumber-sumber belajar, (4) meningkatnya mutu partisipasi masyarakat dan
stakeholder.
Tujuan utama penerapan MBS pada
intinya adalah untuk penyeimbangan struktur kewenangan antara sekolah,
pemerintah daerah pelaksanaan proses dan pusat sehingga manajemen menjadi lebih
efisien. Kewenangan terhadap pembelajaran di serahkan kepada unit yang paling
dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu sekolah.
Disamping itu untuk memberdayakan
sekolah agar sekolah dapat melayani masyarakat secara maksimal sesuai dengan
keinginan masyarakat tersebut. Tujuan penerapan MBS adalah untuk memandirikan
atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan (otonomi) kepada sekolah dan
mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif. Lebih
rincinya MBS bertujuan untuk:
1.
meningkatkan
mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan
memberdayakan sumber daya yang tersedia,
2.
meningkatkan
kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan melalui
pengambilan keputusan bersama,
3.
meningkatkan
tanggung jawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu
sekolahnya; dan
4. meningkatkan kompetisi yang sehat
antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
C.
Fungsi-fungsi Manajemen Sekolah
Fungsi (dalam Kamus Umum Bahas Indonesia, 1990) berkaitan
dengan jabatan (pekerjaan) yang dilakukan. Dalam Manajemen terdapat
fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya. Pada umumnya ada empat
(4) fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan
(planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing)
dan fungsi pengendalian (controlling).
Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.
Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.
Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau
pengertian masing-masing fungsi manajemen - POLC :
·
Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan
perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan tersebut. · Fungsi
Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan
pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan
untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan
perusahaan.
·
Fungsi Pengarahan / Directing / Leading
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan
manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal
serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
·
Fungsi Pengendalian / Controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai
kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan
atau perbaikan jika diperlukan.
Fungsi manajemen sekolah berkaitan dengn
pekerjaan-pekerjaan manajemen sekolah. Fungsi-fungsi yang berkaitan dengan
pengelolaan sekolah dapat diklasifikasikan menurut wujud problemnya, kegiatan
manajemen dan kegiatan kepemimpinan.Fungsi manajemen sekolah berkatian dengan
pekerjaan-pekerjaan manajemen sekolah. Fungsi-fungsi yang berkaitan dengan
pengelolaan sekolah dapat diklasifikasikan menurut problemnya, kegiatan
manajemen dan kegiatan kepemimpinan.
Fungsi manajemen sekolah dilihat dari wujud problemnya
terdiri dari bidang-bidang garapan (substansi) dari manajemen sekolah.
Problem-problem yang merupakan bidang garapan dari manajemen sekolah terdiri
dari:
1. Bidang
pengajaran atau Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang
utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian
tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus
menyempurnakan strategi pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah
dilakukan melalui empat tahap :
a. Perencanaan
b. pengorganisasian
dan koordinasi
c. pelaksanaan
d. pengendalian.
Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulum yang
terdiri dari empat tahap :
1. Tahap
perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai :
a. analisis
kebutuhan
b. merumuskan dan
menjawab pertanyaan filosofis
c. menentukan
disain kurikulum dan
d. membuat rencana
induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian.
2. Tahap
pengembangan, meliputi langkah-langkah :
a. perumusan
rasional atau dasar pemikiran
b. perumusan visi,
misi, dan tujuan
c. penentuan
struktur dan isi program
d. pemilihan dan
pengorganisasian materi
e. pengorganisasian
kegiatan pembelajaran
f.
pemilihan sumber, alat, dan sarana
belajar dan
g. penentuan cara
mengukur hasil belajar.
3. Tahap implementasi
atau pelaksanaan, meliputi langkah-langkah:
a. penyusunan
rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran)
b. penjabaran
materi (kedalaman dan keluasan)
c. penentuan
strategi dan metode pembelajaran
d. penyediaan
sumber, alat, dan sarana pembelajaran penentuan cara dan alat penilaian proses
dan hasil belajar setting lingkungan pembelajaran
4. Tahap penilaian, terutama dilakukan
untuk melihat sejauhmana kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang
dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif maupun sumatif. Penilailain
kurikulum dapat mencakup konteks, input,
proses, produk (CIPP) :
a. Penilaian
konteks: memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual,
masalah-masalah dan peluang.
b. Penilaian input:
memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi
design dan cost benefit dari rancangan.
c. Penilaian
proses memiliki fokus yaitu pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan
dalam melaksanakan program.
d. Penilaian
product berfokus pada mengukur pencapaian proses dan pada akhir program
(identik dengan evaluasi sumatif).
2. Bidang
Kesiswaan
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar,
yaitu : (a) siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga
harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan
keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa sangat
beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi,
minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam,
sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal; (c)
siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan
(d) pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi
juga ranah afektif, dan psikomotor.
3. Bidang Personalia
Terdapat empat prinsip dasar manajemen personalia yaitu :
(a) dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling
berharga; (b) sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola
dengan baik, sehingga mendukung tujuan institusional; (c) kultur dan suasana
organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah sangat berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah; dan (d) manajemen personalia
di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat bekerja sama
dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah. Disamping faktor
ketersediaan sumber daya manusia, hal yang amat penting dalam manajamen
personalia adalah berkenaan penguasaan kompetensi dari para personil di
sekolah. Oleh karena itu, upaya pengembangan kompetensi dari setiap personil
sekolah menjadi mutlak diperlukan.
4. Bidang Keuangan
Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan
kiat sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana,
pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara
mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian
serta pemeriksaan. Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan
efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang
memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di
sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap
penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan
sumber-sumber lainnya.
5. Bidang Sarana
dan Prasarana
Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah
merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat
fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya, dengan
tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya
perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan pra sarana sekolah.
Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan
preventif di sekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar
sarana dan pra saran, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar
evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian dan
memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan
sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana
sekolah.
Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan
kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana
dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk
seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan terhadap sarana dan
fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah.
6. Bidang Hubungan
Sekolah dengan Masyarakat (HUMAS)
Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyrakat merupakan
seluruh proses kegitan yang direncankan dan diusahakan secara sengaja dan
bersunggu-sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari
masyarakat pada umumnya serta publiknya, pada khususnya, sehingga kegiatan
operasional sekolah/ pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu
tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Sekolah merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dengan
masyarakat. Hubungan serasi, terpadu serta timbal baliknya antara sekolah dan
masyarakat harus diciptakan dan dilaksanakan agar meningkatkan mutu pendidikan
dan pembangunan masyarakat dapatvsaling menunjang. Masyarakat dapat ikut
bertanggung jawab secara tidak langsung terhadap pelaksanaan pendidikan,
sehingga hasil pendidikan bermanfaat bagi masyarakat, diantaranya dalam mengisi
kebutuhan tenaga kerja.
Fungsi manajemen sekolah dilihat dari aktivitas atau
kegiatan manajemen meliputi:
a. Kegiatan
manajerial yang dilakukan oleh para pimpinan. Kegiatan manajemen meliputi:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengkoordinasian
5. Pengawasan
6. Penilaian
7. Pelaporan, dan
8. Administrasi.
b. Kegiatan yang
bersifat operatif, yakni kegiatan yang dilakukan oleh para pelaksana. Kegiatan
ini berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan. Artinya, bagaimanapun baiknya
kegiatan manajerial (seperti perencanaan) tanpa didukung oleh pelaksanaan
pekerjaan yang telah direncanakan tersebut, mustahil tujuan organisasi dapat
tercapai dengan baik. Fungsi operatif ini meliputi pekerjaan-pekerjaan:
1. Ketatausahaan
yang dapat merembes dan dapat diperlukan oleh semua unit yang ada dalam
organisasi
2. Perbekalan
3. Kepegawaian
4. Keuangan, dan
5. Humas
Fungsi manajemn sekolah dilihat sebagai kegiatan
kepemimpinan lebih ditekankan bagaimana cara manajer dapat memperngaruhi,
mengajak orang lain erta mengatur hubungan dengan orang lain agar bekerjasama
mencapai tujuan. Dalam hal ini seorang manajer sekolah hendaknya dapat
menerapkan pola kepemimpinan yang efektif. Pola kepemimpinan yang efektif
adalah suatu gaya atau model kepemimpinan yang memperhatikan dimensi-dimensi
hubungan antar manusia (human relation), dimensi pelaksanaan tugas dan
dimensi situasi dan kondisi dimana kita berada.
D.
Prinsip-Prinsip Manajemen Sekolah
Dalam pengelolaan sekolah agar tujuan utama sekolah dapat
tercapai dengan baik, maka perlu didasaran pada prinsip-prinsip manajemen,
yaitu :
1. Prinsip umum
a) Manajemen
bersifat praktis dan fleksibel, dapat dilaksanakan sesuai dengan dan kondisi
nyata di sekolah.
b) Manajemen
sekolah berfugsi sebagai sumber informasi bagi peningkatan pegelolaan pendidikan dan kegiatan belajar
mengajar.
c) Manajemen
sekolah dilaksanakan dengan suatu sistem mekanisme kerja yang menunjang
realisasi pelaksanaan kurikulum.
2. Prinsip
efisiensi
Dengan menggunakan modal yang sedikit
dapat medapatkan hasil yang optimal.
3. Prinsip efektifitas.
Ketercapaian sasaran sesuai tujuan yang
diharapkan.
4. Prisip
pengelolaan.
Seorang manajer harus melakukan
pengelolaa sumber-sumber daya yang ada.
5. Prinsip
pengutamaan tugas-tugas pengelolaan.
Seorang manajer harus mengutamaka tugas
pokoknya.
6. Prinsip kerja
sama.
Seorang manajer
hedkanya dapat membangun kerjasama yang baik secara vertikal maupu horizontal.
7. Prinsip
kepemimpinan yang efektif.
Seorang manajer
harus dapat member pengaruh, ajakan pada orang lain untuk pencapaian tujuan
bersama.
E.
Ruang Lingkup Manajemen Sekolah
Ruang lingkup manajemen sekolah adalah luasnya bidang
garapan manajemen sekolah. Adapun ruang lingkup manajemen sekolah antara lain:
- Bidang Kurikulum/pengajaran
Bidang kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama
di sekolah. Prinsip dasar bidang kurikulum ini adalah berusaha agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan
oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan
strategi pembelajarannya.
Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulum yang
terdiri dari empat tahap :
a. Tahap
perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai : (1) analisis kebutuhan; (2)
merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis; (3) menentukan disain kurikulum;
dan (4) membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan
penilaian.
b. Tahap
pengembangan; meliputi langkah-langkah : (1) perumusan rasional atau dasar
pemikiran; (2) perumusan visi, misi, dan tujuan; (3) penentuan struktur dan isi
program; (4) pemilihan dan pengorganisasian materi; (5) pengorganisasian
kegiatan pembelajaran; (6) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar; dan (7)
penentuan cara mengukur hasil belajar.
c. Tahap
implementasi atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah: (1) penyusunan rencana
dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2)
penjabaran materi (kedalaman dan keluasan); (3) penentuan strategi dan metode
pembelajaran; (4) penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran; (5)
penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar; dan (6) setting
lingkungan pembelajaran
d. Tahap
penilaian; terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan kelemahan
dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif maupun
sumatif. Guru mempunyai kewenangan untuk mengembangkan proses pembelajaran
sesuai dengan metode yang mereka kuasai dan pilih, serta alat bantu dan sumber
belajar yang dianggap efektif untuk mendukung proses pembelajaran.
- Bidang Kesiswaan
Bidang kesiswaan merupakan kegiatan yang bersangkutan
dengan masalah kesiswaan di sekolah. Tujuan bidang kesiswaan adalah menata
proses kesiswaan mulai dari proses perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai
dengan lulus sesuai dengan tujuan institusional agar dapat berlangsung secara
efektif dan efisien. Kegiatan bidang kesiswaan meliputi: perencanaan penerimaan
siswa baru, pembinaan siswa, dan kelulusan. Dalam penerimaan siswa baru,
terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan, seperti: penetapan daya tampung,
penetapan persyaratan siswa yang akan diterima, dan pembentukan panitia dalam
penerimaan siswa baru Rohiat (2009 : 25). Penerimaan peserta didik harus
berasaskan :
a.
Objektivitas, artinya bahwa
penerimaan peserta didik, baik peserta didik baru maupun pindahan harus
memenuhi ketentuan umum yang diatur dalam Kemendiknas ini.
b. Transparansi, artinya
pelaksanaan penerimaan peserta didik bersifat terbuka dan dapat diketahui oleh
masyarakat, termasuk orang tua peserta didik, untuk menghindarkan
penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi.
c.
Akuntabilitas, artinya penerimaan
peserta didik dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, baik prosedur
maupun hasilnya.
d. Tidak
diskriminatif, artinya setiap warga Negara yang berusia sekolah dapat
mengikuti program pendidikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
tanpa membedakan suku, daerah asal, agama, golongan.
e.
Tidak ada penolakan dalam
penerimaan peserta didik baru, kecuali daya tampung sekolah terbatas dan waktu
yang tidak memungkinkan.
Sedangkan pembinaan siswa merupakan pemberian pelayanan
kepada siswa di sekolah baik pada jam sekolah atau di luar jam pelajaran
sekolah. Pembinaan yang dilakukan kepada siswa adalah agar siswa menyadari
posisi dirinya sebagai pelajar dan dapat menyadari tugasnya secara baik.
Beberapa hal yang dilakukan dalam pembinaan siswa, diantaranya: memberikan
orientasi pada siswa baru, mencatat kehadiran siswa, mencatat prestasi dan
kegiatan siswa, membina disiplin siswa, dan membina siswa yang tamat belajar
Rohiat (2009 : 26).
- Bidang Ketenagaan/kepegawaian
Ketenagaan di sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala
sekolah menuntut kemampuan dalam manajemen personil yang memadai karena telah
menjadi tuntutan bahwa kepala sekolah harus ikut memikul tanggung jawab untuk
keberhasilan atau kegagalan anggota sekolah. Kesanggupan manajemen yang
dituntut, meliputi: memperoleh dan memilih anggota yang cakap, membantu anggota
menyesuaikan diri pada tugas-tugas barunya, menggunakan anggota dengan lebih
epektif, dan menciptakan kesempatan untuk perkembangan anggotanya secara
berkesinambungan Rohiat (2009 : 27). Bidang ketenagaan sekolah terdiri dari :
a. Tenaga edukatif
atau akademik, yaitu guru atau pengajar tetap dan tidak tetap (honorer), guru
bantuan tetap (seperti guru dari Departemen Agama yang ditugaskan di sekolah
negeri atau swasta).
b. Tenaga non
edukatif atau administratif atau pegawai Tata Usaha (TU)tetap dan tidak tetap
(honorer).
- Bidang keuangan
Bidang keuangan, terutama untuk pendanaan pendidikan di
sekolah merupakan salah satu elemen yang sangat penting. Bidang keuangan
meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan data, pelaporan dan
pertanggung jawaban penggunaan dana sesuai dengan yang direncanakan. Tujuan
bidang keuangan adalah untuk mewujudkan tertib administrasi keuangan sehingga
penggunaan keuangan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah dan menjabat sebagai
otorisator berfungsi sebagai orang yang bisa memerintahkan pembayaran.
Sedangkan bendaharawan sekolah bertugas sebagai ordonator yang bisa melakukan
pengujian atas pembayaran Rohiat (2009 : 28).
- Bidang Perlengkapan/sarana-prasarana
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan dan penunjang proses pendidikan seperti gedung,
ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang
dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman,
kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah tetapi dimanfaatkan secara langsung
untuk pengajaran. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan
sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan
secara efektif dan efisien. (Badafal,2003) Definisi ini menunjukkan bahwa
sarana dan prasana yang ada disekolah perlu didayagunakan dan dikelola
untuk melalui proses pembelajaran disekolah.
Pengelolaan dimaksudkan agar dalam menggunakan saran dan
prasarana disekolah dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan
sarana prasana sangat penting disekolah, karena sangat mendukung terhadap
suksesnya proses pembelajaran. Sarana pendidikan ini berkaiatan dengan semua
perangkat peralatan, bahan, dan perabotan. Sedangkan prasarana pendidikan
berkaiatan dengan semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pembelajaran disekolah. Tujuan daripada
pengelolaan sarana dan prasarana sekolah adalah untuk memberikan layanan secara
profesional berkaitan dengan sarana prasarana pendidikan agar proses
pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat
menciptakan sekolah yang bersih, rapi, dan indah sehingga menciptakan kondisi
yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid.
- Bidang hubungan sekolah dan masyarakat
Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan timbal balik
untuk menjaga kelestarian dan kemajuan masyarakat itu sendiri. Pelaksanaan
sekolah bertujuan untuk menjaga kelestarian nilai positif masyarakat, dengan
harapan sekolah dapat mewariskan nilai positif masyarakat dengan baik dan
benar. Sekolah juga berperan sebagai agen perubahan (agent of change), di mana
sekolah dapat mengadakan perubahan nilai dan tradisi sesuai dengan kemajuan dan
tuntutan masyarakat dalam kemajuan dan pembangunan Rohiat (2009 : 28).
Sekolah sebagai suatu sistem sosial merupakan bagian
integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Maju mundurnya
sumber daya manusia (SDM) pada suatu daerah, tidak hanya bergantung pada
upaya-upaya yang dilakukan sekolah, namun sangat bergantung kepada tingkat
partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Semakin tinggi tingkat partisipasi
masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin maju pula sumber
daya manusia pada daerah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin mundur
pula sumber daya manusia pada daerah tersebut. Oleh karena itu, masyarakat
hendaknya selalu dilibatkan dalam pembangunan pendidikan di daerah. Masyarakat
hendaknya ditumbuhkan rasa ikut memiliki sekolah di daerah sekitarnya.
Maju-mundurnya sekolah di lingkungannya juga merupakan tanggungjawab bersama
masyarakat setempat. Sehingga bukan hanya Kepala Sekolah dan Dewan Guru yang
memikirkan maju mundurnya sekolah, tetapi masyarakat setempat terlibat pula
memikirkannya.
Untuk menarik simpati masyarakat agar mereka bersedia
berpartisipasi memajukan sekolah, perlu dilakukan berbagai hal, antara lain
dengan cara memberitahu masyarakat mengenai program-program sekolah, baik
program yang telah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan, maupun yang akan
dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah
yang bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Simpulan
Manajemen sekolah pada dasarnya merupakan aplikasi
dari ilmu manajemen dalamkegiatan persekolahan. Perbedaan administrasi dan
manajemen terletak pada ruang
lingkupnya saja. Adminitrasi lebih luas ruang lingkupnya dibanding dengan
manajemen. Tujuan akhir dari manajemen skolah adalah membantu
memperlancar pencapaian tujuan sekolah agar tercapai secara efektif
dan efisien. Fungsi utama
manajemen sekolah berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan manajemen sekolah. Dalam
pengelolaan
sekolah agar dapat mencapai tujuan sekolah dengan baik, maka perlumendasarkan
pada prinsip-prinsip manajemen. Ruang lingkup Manajemen Sekolahyaitu bidang
kurikulum (pengajaran), bidang kesiswaan, bidang personalia, bidang sarana, bidang prasarana dan bidang hubungan
dengan masyarakat.
B.
Saran
Sekolah seharusnya dapat menjalankan manajemennya dengan
baik supaya membantumemperlancar pencapaian tujuan sekolah agar tercapai secara
efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Sutimo,
M.Pd. dkk. Manajemen Sekolah. 2011. Semarang : UNNES PRESS
Syaifuddin,
mohammad, dkk. Manajemen Sekolah. 2007.
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/konsep-manajemen-sekolah/
http://cintapendidikan-siron.blogspot.com/2010/10/fungsi-fungsi-manajemen-sekolah.html
http://ifaikhlass.blogspot.com/2012/03/hakikat-manajemen-sekolah.html
http://threenafathy.blogspot.com/2012/09/hakekat-manajemen-sekolah.html
http://www.masbied.com/search/hakekat-manajemen-berbasis-sekolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar