BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Telah kita ketahui bahwa perspektif global yaitu suatu cara
pandang dan cara berpikir terhadap masalah dan kejadian-kejadian baik dari segi
kepentingan global, sejarah, ekonomi, maupun budaya. Dalam kehidupan
sehari-hari kita membutuhkan bahan pangan, pakaian, peralatan rumah tangga,
alat tulis menulis ,kendaraan dan lain-lain. Benda-benda tersebut merupakan
buatan dari tempat tinggal kita maupun buatan luar negeri.
Cukup banyak barang
keperluan tadi berasal dari luar negeri. Siaran radio, tayangan tv, dan juga
surat kabar, semuanya mengenai keadaan local di tempat tinggal dan perkembangan
dalam negeri serta kejadian – kejadian di Negara lain. Kenyataan-kenyataan
serta peristiwa-peristiwa tersebut telah menjelajah dari waktu ke waktu dan
dari ruang ke ruang. Perkembangan tersebut sudah tidak dapat lagi terlepas dari
pengalaman serta perhatian kita.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah visi dari perspektif
global dilihat dari masalah dan kejadian dari segi geografi?
2. Bagaimanakah visi dari perspektif
global dilihat dari segi sejarah?
3. Bagaimanakah visi dari perspektif
global dilihat dari segi ekonomi?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui visi dari
perspektif global dilihat dari masalah dan kejadian segi geografi.
2. Untuk mengetahui visi perspektif
global dilihat dari segi sejarah.
3. Untuk mengetahui visi perspektif
global dilihat dari segi ekonomi.
D. MANFAAT
1. Agar dapat memahami dan dapat
mempelajari lebih banyak tentang materi dan yang berkaitan dengan perspektif
global dari visi geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi dan antropologi
2. Agar menambah dan memperluas
pengetahuan tentang dunia, keruangan, masa lampau, kebudayaan, dan sumber daya
alam.
3. Agar dapat melatih kepekaan dan
kepedulian terhadap perkembangan dunia dengan segala aspeknya.
4. Dapat mendorong siswa untuk
mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah dan tatangan , baik
ekonomi, sosial, budaya politik maupun lingkungan hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI
GEOGRAFI , SEJARAH DAN EKONOMI
A.Perspektif Global Dari Visi Geografi
Geografi
adalah ilmu keruangan yang mengkaji berbagai fenomena dalam kontek
keruangannya. Ruang yang dikonsepkan dalam geografi yaitu permukaan bumi yang
tiga dimensi terdiri atas muka bumi yang berupa darah dan perairan serta kolom
udara diatasnya. Ruang permukaan bumi ini secara bertahap ukuran dan jaraknya
mulai dari tingkat local, regional sampai ketingkat global. Oleh karena itu
perspektif geografi adalah perspektif keruangan yang bertahap dari perspektif
local, regional sampai ke perspektif global.
Perspektif
geografi atau perspektif keruangan adalah suatu kemampuan memandang secara
mendalam berkenaan dengan fenomena, proses, dan masalah keruangan permukaan
bumi, baik masa lampau, saat ini, terutama untuk masa yang akan datang. Pendekatan
yang dapat diterpkan pada perspektif keruangan ini, yaitu pendekatan sejarah
dan kemampuan mempredeksi. Dalam ruang lingkup kajian perspektif keruangan ini
berkembang mulai dari perspektif local, perspektif regional, sampai perspektif
global, perjhatikan, amati, dan hayati serta perkembangan yang terjadi di
tempat anda dari waktu ke waktu. Bagaimana keadaan permukiman, jalan,
pertanian, pengairan, perdangangan, dan keadaan penduduk setempat.
Melalui
proses pengamatan perspektif local, anda dapat menyaksikan bahwa perkampungan
yang satu dengan yang lebih luas dari perkampungan lain-lainnya, yaitu kerena
adanya jalan, alat angkutan, atau transportasi, juga karena arus manusia dan
barang. Disini terjadi proses social ekonomi dalam bentuk interaksi antar
penduduk (manusia).
Telah
anda mengamati dan menghayati meluasnya perkampungan, anda juga dapat mengamati
serta menghayati meluasnya suatu kota dari waktu ke waktu. Anda dapat
mengevaluasi perkembangan kota yang bersangkutan dari waktu ke waktu. Selain
areal atau kawasannya yang makin luas, juga isi kota itu mengalami
perkembangan. Pemukiman penduduk, tempat perbelanjaan, pasar, jaringan jalan,
jumlah penduduk, dan seterusnya mengalami perubaha serta perkembangan. Bahkan
anda memperhitungkan masa yang akan datang atau memprediksi bahwa kota-kota
kecil itu akan bersambung satu sama lain dan akan membentuk kota yang lebih
besar dari semula. Dalam proses perluasan kota dan penambahan serta pertambahan
penduduknya, telah terjadi proses yang dikenal sebutan urbanisasi.
Urbanisasi
sebagai suatu proses, menurut WJ. Waworoentoe, A Syarif Puradimandja, Utom
Rustam (Prisma, 1972:7-12 ), terjadi karena adanya tiga yang berkaitan satu
sama lain. Tiga peristiwa yang termasuk dalam proses urbanisasi itu yaitu.
1. Perpindahan
penduduk dari perdesaan ke perkotaan
2. Perluasan
area atau kawasan kota
3. Perubahan
cara hidup sebagai orang kota
B.Perspektif Global Dari Visi
Sejarah
Telah diungkapkan oleh Emmanuel Kant
pada abad XVIII bahwa sejarah dan geografi merupakan ilmu Dwitunggal, artinya
jika sejarah mempertanyakan suatu peristiwa itu “ kapan” terjadinya. Dalam hal
ini, dimensi waktu dengan ruang saling melengkapi. Dengan dipertanyakan waktu
dan tempatnya maka karakter peristiwa itu menjadi jelas adanya.
Dapat
digambarkan bahwa perspektif sejarah mengacu pada konsep waktu, atau dengan
kata lain, perspektif sejarah itu sama dengan perspektif waktu, terutama waktu
yang sudah lampau. Perspektif sejarah suatu peristiwa, membawa citra tentang
suatu pengalaman masa lampau yang dapat dikaji hari ini, untuk memprediksi
kejadian-kejadian yang akan datang. Selanjutnya, perspektif global dari sudut
pandang sejarah tentang tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan
internasional dan peristiwa-peristiwa bersejarah yang memiliki dampak luas
terhadap tatanan kehidupan global, dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai
acuan transforasi budaya serta pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
generasi muda untuk memasuki kehidupan global di hadapannya.
Kita
tentu sangat mengenal tokoh-tokoh agama, para nabi, dan rasulyang tidak hanya
berpengaruh terhadap umatnya pada saat mereka masih hidup dikawasan
lingkungannya masa itum melainkan tetap menjadi pola prilaku dan teladan secara
global sampai saat ini. Tokoh sejarah, bahkan tokoh dunia yang demikian itu,
menjadi sorotan perspektif global, bukan hanya dari sudut pandang
sejarah,melainkan juga dari sudut pandang ilmu-ilmu lainnya.
Bangunan-bangunan
bersejarah seperti Ka’bah dan Masjidil Haram di Mekkah, Piramida di Mesir,
Tembok Besar di Cina, Mesjid Taj Mahal di Agra (India), dan Candi Borobudur di
Indonesia, yang merupakan beberapa bangunan “ keajaiban dunia, tidak hanya
bernilai dan bermakna sejarah, melainkan memiliki nilai global yang mempersatukan
umat, nilai budaya dari aspek arsitektur, nilai ekonomi dalam mengembangkan
lapangan kerja dan lain sebagainya. Secara material, bangunan – bangunan
semacam itu, bukan hanya merupakan pengetahuan, melainkan lebih jauh dari pada
itu, wajib dijadikan acuan pendidikan mengenai nilai-nilai kemanusiaan, budaya,
bahkan keagaman yang ada di dalamnya.
Berbagai
perang di berbagai kawasan, terutama Perang Dunia yang tercatat sebagai
peristiwa sejarah, tidak hanya dilihat dari dahsyatnya penggunaan senjata dan
ngernya pembunuhan umat manusia, namun dilihat dari sudut pandang global, dapat
diungkapkan nilai dan makna kemanusiaannya. Perang yang pada saat
berlangsungnyasebagai ajang pertentangan berbagai pihak atau berbagai negara,
ternyata setelah usai menjadi alat pemersatu berbagai bangsa dalam memikirkan
umat secara global. Pengalaman buruk dari perang telah menjadi alat penyadar
umat dunia untuk memikirkan hal-hal yang lebih bernilai dan bermakna bagi
kemanusiaan. Bahkan secara global, meningkatkan kemampuan IPTEK yang mendukung
kesejahteraan. Sebaliknya pengalaman negatif yang membawa malapetaka terhadap
penghancuran umat, menjadi acuan kewaspadaan bagi kepentingan bersama. Bagi
kepentingan pendidikan, perang yang merupakan peristiwa sejarah itu juga menjadi
ajang meningkatkan kesadaran, penghayatan dan kewaspadaan peserta didik
terhadap bahaya perang “modern” di hari-hari mendatang.
Pertemuan
Internasional yang bernilai dan bermakna sejarah seperti antara lain Konferensi
Asia Afrika (1955) yang terkenal dengan “ Semangat Banndung “, telah
meningkatkan kesadaran masyarakat Asia Afrika akan haknya sebagai umat yang
memiliki hak untuk berdaulat di negaranya sendiri, bernilai kemanusiaan yang
meningkatkan “martabat” manusia di kawasan ini. Peristiwa itu juga telah
membukakan mata ngara-negara “maju” sebagai bekas penjajah terhadap arti
“kemerdekaan” bagi bekas negara jajahan yang wajib diperhitungkan. Dari
peritiwa sejarah tersebut, telah menyadarkan masyaraka Dunia terhadap
pentingnya persatuan untuk menghadapi negara-negara besar yang secara sosial
budaya, sosial ekonomi dan sosial politik lebih kuat daripada negara-negara
yang bersangkutan. Perspektif global sejarah yang demikianlah yang wajib
diangkat dalam pendidikan.
Dengan
belajar sejarah kita akan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dan mampu
belajar dari perubahan yang terjadi tersebut, sehingga mampu mengantisipasi,
mengahadapi dan mengatasinya.
Contoh
: terjadinya revolusi industri telah mengubah masyarakat feodal (berdasarkan
pada tanah / agraris ) ke masyarakat industri. Sedangkan pada abad sekarang ini
yang terjadi revolusi informasi, sehingga negara-negara yang menguasai
teknologi informasi yang akan berjaya. Malaise ekonomi yang terjadi pada tahun
1930 an telah mengacaukan kegiatan ekonomi dunia, dan sekarang
ini juga terjadi krisis ekonomi di Asia terutama Asia Tenggara. Bila
keadaan ini tidak segera diatasi akan bisa berpengaruh pada perekonomian dunia.
C. Perspektif global dan visi
ekonomi
Menuruh H.W. Arndt dan Gerardo P. Sicat (1991: 3). Ilmu ekonomi adalah suatu
ilmiah yang mengkaji bagaimana orang dan kelompok-kelompok masyarakat
menentukan pilihan. Manusia mempunyai keinginan yang tidak terbatas. Untuk
memuaskan bermacam-macam keinginan yang tidak terbatas tersebut, tersedia
sumber daya yang dapat digunakan. Berbagai sumber daya ini tidak tersedia
dengan bebas. Karenannya, sumber daya ini langka dan mempunyai berbagai
kegunaan alternative. Pilihan penggunaan dapat terjadi antara penggunaan
sekarang (hari ini) dan penggunaan hari esok (masa depan).
Berdasarkan
konsep tadi pembahasan ilmu ekonomi menyangkut berbagai aspek yang meliputi:
a. Menentukan
pilihan
b. Keinginan
yang tidak terbatas
c. Persediaan
sumber daya terbatas bahkan ada yang langka
d. Kegunaan
alternative sumber daya
e. Penggunaan
hari ini dan hari esok
Dari
aspek-aspek yang telah dikemukakan tadi jelas bahwa perspektif ekonomi terkait
dengan waktu, hari ini dan hari esok. Sedangkan apa yang diperspektifkan
terutama berkenaan dengan keinginan yang cenderung tidak terbatas, persediaan
sumber daya itu terbatas bahkan langka, dan adanya penggunaan alternative
sumber daya.
Perspektif
ke hari esok atau masa yang akan datang, terkait luas dengan pertumbuhan
penduduk, kemajuan dan penerapan IPTEK dalam proses produksi serta distribusi,
kebutuhan yang cenderung tidak terbatas kuantitasnya dan akhirnya persediaan
sumber daya yang terbatasi bahkan langka. Sedangkan penggunaan sumber daya
alternative, sangat berkaitan dengan IPTEK dan kecenderungan kebudayaan.
Dari
perspektif kependudukan pada abad 7 Juli 1986, menurut perhitungan lembaga
kependudukan dunia telah terjadi peristiwa penting dengan tercapainya angka
lima Miliar jumlah penduduk dunia. Selanjutnya, berdasarkan lembaga yang sama,
penduduk dunia bertambah satu juta tiap empat atau lima hari. Berdasarkan
perkiraan lebih lanjut, pada tahun 2000, jumlah penduduk dunia ini akan
mencapai 8 Miliar (Baruey, 1977-11). Angka-angka itu menunjukkan betapa
cepatnya pertumbuhan penduduk dunia. Hal tersebut menjadi landasan perhitungan
pertumbuhan kebutuhan manusia. Ketidak terbatasan kebutuhan itu, tidak
semata-mata didasari oleh keinginan yang tidak terbatas namun juga dilandasi
oleh pertumbuhan yang mau tidak mau harus dilayani oleh persediaan dan
peningkatan produksi.
Anda
telah mengetahui bahwa dari sekian jenis sumber daya, khususnya sumber daya
alam, ada yang dapat terbarukan (tumbuh-tumbuhan, hewan) dan yang tidak dapat
terbarukan (migas, batu-bara). Sumber daya yang sifatnya tidakterbarukan akan
habis sekali pakai sehingga persediaannya makin terbatas. Sedangkan di pihak
lain kebutuhan terus meningkat karena pertumbuhan penduduk, dan keinginan yang
cenderung tidak terbatas. Kesenjangan ini bukan bersifat local atau regional,
melainkan telah menjadi masalah global. Disini di tuntut “kiat-kiat” ekonomi
untuk menciptakan keseimbangan antara konsumsi di satu pihak, dan produksi di
lain pihak. Salah satu kiat itu bagaimana kemajuan dan penerapan IPTEK berupaya
mencari jalan keluar dari masalah tadi.
Pernyataan
David Turney (1972) bahwa, dilemma besar yang pokok saat ini yaitu bahwa
penduduk dunia telah sampai pada ketergantungan terhadap teknologi untuk
mempertahankan dan menompang kehidupan-kehidupan secara berkelanjutan. Namun
selanjutnya, penerapan praktis teknologi dan intervensinya dalam menunjang
kehidupan, cepat ataupun lambat akan merusak sumber daya alam. Dalam menghadapi
dilema yang demikian, kehutanan kita manusia menjadi tiga kali lipat, yaitu pertama
kita harus menguasai teknologi itu, kedua menstabilkan penduduk, dan ketiga
mengembangkan tatanan sosial yang mampu hidup produktif dan sejahtera secara
terpadu dengan mengekosistem yang seimbang. Coba anda hayati bahwa kita tidak
dapat melepaskan diri dari pemanfaatan teknologi atau luas lagi pemanfaatan
IPTEK. Namun juga anda amati dan hayati lingkungan sekitar yang rusak serta
terkuras oleh penerapan dan pemanfaatan IPTEK itu. Masalah ini bukan lingkungan
dan perekonomian yang hanya teradi secara local di tempat anda saja, melainkan
telah menjadi masalah global.
Dari
kutipan yang baru kita baca, itu dapat diketahui bahwa IPTEK bukan
segala-galanya. Pada akhirnya, masalah global tadi berbalik kepada kita.
Bagaiman kita mampu mengembangkan peranata sosial untuk mengendalikan IPTEK
tadi sesuai dengan atas keseimbangan dan kelestarian. Perubahan dan
pengembangan aspek-aspek yang bersifat fisik material saja, tidak memecah
masalah. Oleh karena itu wajib dikembalikan kepada manusia sendiri, terutama
akhlaknya, kesenjangan, kerusakan dan masalah-masalah yang terjadi dalam
kehidupan serta lingkungannya itu, harsus dikembalikan kepada manusia sendiri
terutama kepada akhlaknya tadi.
Menurut
pernyataan H.S.D. Cole (1973) kenyataan menunjukkan bahwa bukan hanya pencemaran
udara oleh debu, pencemaran oleh zat kimia, pencemaran suara, pencemaran air
dan tanah semata-mata, melainkan yang lebih penting adalah pencemaran moral.
Hal-hal yang bertentangan dan tidak diindahkannya peraturan sebagai indicator
dalam berbagai argumentasi kerusakan lingkungan yang menjadi sasar pertanyaan
kemajuan ekonomi dan teknik.
Pencemaran
moral dan penyimpangan-penyimpanagn dari aturan yang berlaku terhadap
pengembangan serta pemanfaatan lingkunga “seolah-olah” diabaikan oleh karena
itu H.S.D. Cole (1973) selanjutnya mengemukakan:
Kesinambungan
renaisanse, rasionalisme, kapitalisme dan pemujaan serta penganjungan ilmu
saja. Namun dewasa ini, keadaan yang demikian telah tercapai, apakah yang harus
dilakukan selanjutnya? Cobalah hidupkan kembali kearifan dan kecintaan terhadap
keindahan pada diri masing-masing serta disekitar kita. Hanyalah revolusi moral
bukan revolusi sosial atau politik atau juga teknik, hanyalah revolusi moral
yang dapat membimbng selama ini telah menghilang.
Dalam
kondisi global yang penuh dengan kesenjangan, masalah dan tantangan, baik
ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun lingkungan hidup, pengembangan dan
pembinaan akhlak menjadi kunci penyelamatan perspektif global ekonomi
barupa perekonomian pasar bebas, beralihnya kawasan ekonomi maju dari
Atlantik ke Pasifik, dan kebangkitan ekonomi Asia Afrika, kita bangsa Indonesia
tidak akan kunjung rela. Penyiapan SDM generasi muda Indonesia menghadapi abad
XXI dengan arus globalnya, wajib dirintis sedini mungkin. Sikap mental
wiraswasta harus menjadi ciri SDM mendatang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perspektif global adalah
suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap suatu masalah kejadian atau
kegiatan dari sudut kepentingan global, dan mengkaji berbagai fenomena dalam
konteks keruangan di permukaan bumi baik masa lampau, saat ini, baik dalam
budaya ataupun kebudayaan, baik dalam satu Negara maupun dengan Negara-negara
lain.
Perspektif geografi atau perspektif keruangan adalah suatu kemampuan memandang
secara mendalam berkenaan dengan fenomena, proses, dan masalah keruangan
permukaan bumi, baik masa lampau, saat ini, terutama untuk masa yang akan datang.
Perspektif sejarah mengacu
pada konsep waktu, atau dengan perkataan lain, Perspektif sejarah suatu
peristiwa, membawa citra kepada kita tentang suatu pengalaman masa lampau yang
dapat dikaji hari ini, untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang. Perspektif
ekonomi terkait dengan waktu, hari ini dan hari esok. Sedangkan apa yang
diperspektifkan terutama berkenaan dengan keinginan yang cenderung tidak
terbatas, persediaan sumber daya itu terbatas bahkan langka, dan adanya
penggunaan alternative sumber daya.
B.
Saran-Saran
ü Siswa
dapat mempelajari dan mengetahui hubungan kelompok-kelompok umat manusia dan
lingkungan manusia dalam hubungannya satu sama lain seperti hubungan antara
manusia terutama dalam lingkungan yang terbentuk oleh manusia sendiri atau
lingkungan sosial.
ü Siswa
dapat mempelajari dan mengetahui proses-proses sosial budaya di masyarakat dan
perubahan pola kehidupan bangsa.
ü Siswa
dapat mempelajari dan mengetahui tentang suatu pengalaman masa lampau, dan
dapat memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang.
ü Siswa
dapat mengenal tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan, internasional
dan peristiwa-peristiwa bersejarah yang memiliki dampak luas terhadap tatanan
kehidupan global.
ü Siswa
dapat mempelajari dan mengetahui tentang fenomena, proses dan masalah keruangan
permukaan bumi, baik masa lampau maupun masa sekarang.
Daftar Pustaka
Sumaatmadja, Nursid dan
Wihardit, Kuswaya.2005.Perspektif Global.Jakarta:Universitas
Terbuka.
Retnaningsih, Umi Oktyari.1998. Perspektif Global.Pekanbaru:Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
http://perspektifglobaldarivisigeografi.blogspot.com
(diakses
pada hari Jumat, 14 September 2012 pukul 19.15 WIB)
http://fhajarwijayanthiviolet.blogspot.com
(diakses
pada hari Jumat, 14 September 2012 pukul 19.20 WIB)
http://joko1234.wordpress.com/2010/05/09/pentingnya-wawasan-dalam-perspektif-global/
(diakses
pada hari Jumat, 14 September 2012 pukul 19.26 WIB)
http://nurul071644249.wordpress.com/2010/06/09/pendidikan-perspektif-global/
(diakses
pada hari Jumat, 14 September 2012 pukul 19.30 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar