Jumat, 12 Oktober 2012

PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI GEOGRAFI , SEJARAH DAN EKONOMI


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Telah kita ketahui bahwa perspektif global yaitu suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap masalah dan kejadian-kejadian baik dari segi kepentingan global, sejarah, ekonomi, maupun budaya. Dalam kehidupan sehari-hari kita membutuhkan bahan pangan, pakaian, peralatan rumah tangga, alat tulis menulis ,kendaraan dan lain-lain. Benda-benda tersebut merupakan buatan dari tempat tinggal kita maupun buatan luar negeri.
 Cukup banyak barang keperluan tadi berasal dari luar negeri. Siaran radio, tayangan tv, dan juga surat kabar, semuanya mengenai keadaan local di tempat tinggal dan perkembangan dalam negeri serta kejadian – kejadian di Negara lain. Kenyataan-kenyataan serta peristiwa-peristiwa tersebut telah menjelajah dari waktu ke waktu dan dari ruang ke ruang. Perkembangan tersebut sudah tidak dapat lagi terlepas dari pengalaman serta perhatian kita.


B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah visi dari perspektif global dilihat dari masalah dan kejadian dari segi geografi?
2. Bagaimanakah visi dari perspektif global dilihat dari segi sejarah?
3. Bagaimanakah visi dari perspektif global dilihat dari segi ekonomi?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui visi dari perspektif global dilihat dari masalah dan kejadian segi geografi.
2. Untuk mengetahui visi perspektif global dilihat dari segi sejarah.
3. Untuk mengetahui visi perspektif global dilihat dari segi ekonomi.


D. MANFAAT

1.      Agar dapat memahami dan dapat mempelajari lebih banyak tentang materi dan yang berkaitan dengan perspektif global dari visi  geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi dan antropologi
2.      Agar menambah dan memperluas pengetahuan tentang dunia, keruangan, masa lampau, kebudayaan, dan sumber daya alam.
3.      Agar dapat melatih kepekaan dan kepedulian terhadap perkembangan dunia dengan segala aspeknya.
4.      Dapat mendorong siswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah dan tatangan , baik ekonomi, sosial, budaya politik maupun lingkungan hidup.











BAB II
PEMBAHASAN
PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI GEOGRAFI , SEJARAH DAN EKONOMI
A.Perspektif Global Dari Visi Geografi
Geografi adalah ilmu keruangan yang mengkaji berbagai fenomena dalam kontek keruangannya. Ruang yang dikonsepkan dalam geografi yaitu permukaan bumi yang tiga dimensi terdiri atas muka bumi yang berupa darah dan perairan serta kolom udara diatasnya. Ruang permukaan bumi ini secara bertahap ukuran dan jaraknya mulai dari tingkat local, regional sampai ketingkat global. Oleh karena itu perspektif geografi adalah perspektif keruangan yang bertahap dari perspektif local, regional sampai ke perspektif global.
Perspektif geografi atau perspektif keruangan adalah suatu kemampuan memandang secara mendalam berkenaan dengan fenomena, proses, dan masalah keruangan permukaan bumi, baik masa lampau, saat ini, terutama untuk masa yang akan datang. Pendekatan yang dapat diterpkan pada perspektif keruangan ini, yaitu pendekatan sejarah dan kemampuan mempredeksi. Dalam ruang lingkup kajian perspektif keruangan ini berkembang mulai dari perspektif local, perspektif regional, sampai perspektif global, perjhatikan, amati, dan hayati serta perkembangan yang terjadi di tempat anda dari waktu ke waktu. Bagaimana keadaan permukiman, jalan, pertanian, pengairan, perdangangan, dan keadaan penduduk setempat.
Melalui proses pengamatan perspektif local, anda dapat menyaksikan bahwa perkampungan yang satu dengan yang lebih luas dari perkampungan lain-lainnya, yaitu kerena adanya jalan, alat angkutan, atau transportasi, juga karena arus manusia dan barang. Disini terjadi proses social ekonomi dalam bentuk interaksi antar penduduk (manusia).
           Telah anda mengamati dan menghayati meluasnya perkampungan, anda juga dapat mengamati serta menghayati meluasnya suatu kota dari waktu ke waktu. Anda dapat mengevaluasi perkembangan kota yang bersangkutan dari waktu ke waktu. Selain areal atau kawasannya yang makin luas, juga isi kota itu mengalami perkembangan. Pemukiman penduduk, tempat perbelanjaan, pasar, jaringan jalan, jumlah penduduk, dan seterusnya mengalami perubaha serta perkembangan. Bahkan anda memperhitungkan masa yang akan datang atau memprediksi bahwa kota-kota kecil itu akan bersambung satu sama lain dan akan membentuk kota yang lebih besar dari semula. Dalam proses perluasan kota dan penambahan serta pertambahan penduduknya, telah terjadi proses yang dikenal sebutan urbanisasi.
           Urbanisasi sebagai suatu proses, menurut WJ. Waworoentoe, A Syarif Puradimandja, Utom Rustam (Prisma, 1972:7-12 ), terjadi karena adanya tiga yang berkaitan satu sama lain. Tiga peristiwa yang termasuk dalam proses urbanisasi itu yaitu.
1.      Perpindahan penduduk dari perdesaan ke perkotaan
2.      Perluasan area atau kawasan kota
3.      Perubahan cara hidup sebagai orang kota
B.Perspektif Global Dari Visi Sejarah
            Telah diungkapkan oleh Emmanuel Kant pada abad XVIII bahwa sejarah dan geografi merupakan ilmu Dwitunggal, artinya jika sejarah mempertanyakan suatu peristiwa itu “ kapan” terjadinya. Dalam hal ini, dimensi waktu dengan ruang saling melengkapi. Dengan dipertanyakan waktu dan tempatnya maka karakter peristiwa itu menjadi jelas adanya.
Dapat digambarkan bahwa perspektif sejarah mengacu pada konsep waktu, atau dengan kata lain, perspektif sejarah itu sama dengan perspektif waktu, terutama waktu yang sudah lampau. Perspektif sejarah suatu peristiwa, membawa citra tentang suatu pengalaman masa lampau yang dapat dikaji hari ini, untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang. Selanjutnya, perspektif global dari sudut pandang sejarah tentang tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan internasional dan peristiwa-peristiwa bersejarah yang memiliki dampak luas terhadap tatanan kehidupan global, dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transforasi budaya serta pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda untuk memasuki kehidupan global di hadapannya.
Kita tentu sangat mengenal tokoh-tokoh agama, para nabi, dan rasulyang tidak hanya berpengaruh terhadap umatnya pada saat mereka masih hidup dikawasan lingkungannya masa itum melainkan tetap menjadi pola prilaku dan teladan secara global sampai saat ini. Tokoh sejarah, bahkan tokoh dunia yang demikian itu, menjadi sorotan perspektif global, bukan hanya dari sudut pandang sejarah,melainkan juga dari sudut pandang ilmu-ilmu lainnya.
Bangunan-bangunan bersejarah seperti Ka’bah dan Masjidil Haram di Mekkah, Piramida di Mesir, Tembok Besar di Cina, Mesjid Taj Mahal di Agra (India), dan Candi Borobudur di Indonesia, yang merupakan beberapa bangunan “ keajaiban dunia, tidak hanya bernilai dan bermakna sejarah, melainkan memiliki nilai global yang mempersatukan umat, nilai budaya dari aspek arsitektur, nilai ekonomi dalam mengembangkan lapangan kerja dan lain sebagainya. Secara material, bangunan – bangunan semacam itu, bukan hanya merupakan pengetahuan, melainkan lebih jauh dari pada itu, wajib dijadikan acuan pendidikan mengenai nilai-nilai kemanusiaan, budaya, bahkan keagaman yang ada di dalamnya.
Berbagai perang di berbagai kawasan, terutama Perang Dunia yang tercatat sebagai peristiwa sejarah, tidak hanya dilihat dari dahsyatnya penggunaan senjata dan ngernya pembunuhan umat manusia, namun dilihat dari sudut pandang global, dapat diungkapkan nilai dan makna kemanusiaannya. Perang yang pada saat berlangsungnyasebagai ajang pertentangan berbagai pihak atau berbagai negara, ternyata setelah usai menjadi alat pemersatu berbagai bangsa dalam memikirkan umat secara global. Pengalaman buruk dari perang telah menjadi alat penyadar umat dunia untuk memikirkan hal-hal yang lebih bernilai dan bermakna bagi kemanusiaan. Bahkan secara global, meningkatkan kemampuan IPTEK yang mendukung kesejahteraan. Sebaliknya pengalaman negatif yang membawa malapetaka terhadap penghancuran umat, menjadi acuan kewaspadaan bagi kepentingan bersama. Bagi kepentingan pendidikan, perang yang merupakan peristiwa sejarah itu juga menjadi ajang meningkatkan kesadaran, penghayatan dan kewaspadaan peserta didik terhadap bahaya perang “modern” di hari-hari mendatang.
Pertemuan Internasional yang bernilai dan bermakna sejarah seperti antara lain Konferensi Asia Afrika (1955) yang terkenal dengan “ Semangat Banndung “, telah meningkatkan kesadaran masyarakat Asia Afrika akan haknya sebagai umat yang memiliki hak untuk berdaulat di negaranya sendiri, bernilai kemanusiaan yang meningkatkan “martabat” manusia di kawasan ini. Peristiwa itu juga telah membukakan mata ngara-negara “maju” sebagai bekas penjajah terhadap arti “kemerdekaan” bagi bekas negara jajahan yang wajib diperhitungkan. Dari peritiwa sejarah tersebut, telah menyadarkan masyaraka Dunia terhadap pentingnya persatuan untuk menghadapi negara-negara besar yang secara sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik lebih kuat daripada negara-negara yang bersangkutan. Perspektif global sejarah yang demikianlah yang wajib diangkat dalam pendidikan.
Dengan belajar sejarah kita akan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dan mampu belajar dari perubahan yang terjadi tersebut, sehingga mampu mengantisipasi, mengahadapi dan mengatasinya.
Contoh : terjadinya revolusi industri telah mengubah masyarakat feodal (berdasarkan pada tanah / agraris ) ke masyarakat industri. Sedangkan pada abad sekarang ini yang terjadi revolusi informasi, sehingga negara-negara yang menguasai teknologi informasi yang akan berjaya. Malaise ekonomi yang terjadi pada tahun 1930 an telah mengacaukan kegiatan ekonomi dunia, dan sekarang ini  juga terjadi krisis ekonomi di Asia terutama Asia Tenggara. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan bisa berpengaruh pada perekonomian dunia.
C. Perspektif global dan visi ekonomi
            Menuruh H.W. Arndt dan Gerardo P. Sicat (1991: 3). Ilmu ekonomi adalah suatu ilmiah yang mengkaji bagaimana orang dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan pilihan. Manusia mempunyai keinginan yang tidak terbatas. Untuk memuaskan bermacam-macam keinginan yang tidak terbatas tersebut, tersedia sumber daya yang dapat digunakan. Berbagai sumber daya ini tidak tersedia dengan bebas. Karenannya, sumber daya ini langka dan mempunyai berbagai kegunaan alternative. Pilihan penggunaan dapat terjadi antara penggunaan sekarang (hari ini) dan penggunaan hari esok (masa depan).
Berdasarkan konsep tadi pembahasan ilmu ekonomi menyangkut berbagai aspek yang meliputi:
a.       Menentukan pilihan
b.      Keinginan yang tidak terbatas
c.       Persediaan sumber daya terbatas bahkan ada yang langka
d.      Kegunaan alternative sumber daya
e.       Penggunaan hari ini dan hari esok
Dari aspek-aspek yang telah dikemukakan tadi jelas bahwa perspektif ekonomi terkait dengan waktu, hari ini dan hari esok. Sedangkan apa yang diperspektifkan terutama berkenaan dengan keinginan yang cenderung tidak terbatas, persediaan sumber daya itu terbatas bahkan langka, dan adanya penggunaan alternative sumber daya.
Perspektif ke hari esok atau masa yang akan datang, terkait luas dengan pertumbuhan penduduk, kemajuan dan penerapan IPTEK dalam proses produksi serta distribusi, kebutuhan yang cenderung tidak terbatas kuantitasnya dan akhirnya persediaan sumber daya yang terbatasi bahkan langka. Sedangkan penggunaan sumber daya alternative, sangat berkaitan dengan IPTEK dan kecenderungan kebudayaan.
Dari perspektif kependudukan pada abad 7 Juli 1986, menurut perhitungan lembaga kependudukan dunia telah terjadi peristiwa penting dengan tercapainya angka lima Miliar jumlah penduduk dunia. Selanjutnya, berdasarkan lembaga yang sama, penduduk dunia bertambah satu juta tiap empat atau lima hari. Berdasarkan perkiraan lebih lanjut, pada tahun 2000, jumlah penduduk dunia ini akan mencapai 8 Miliar (Baruey, 1977-11). Angka-angka itu menunjukkan betapa cepatnya pertumbuhan penduduk dunia. Hal tersebut menjadi landasan perhitungan pertumbuhan kebutuhan manusia. Ketidak terbatasan kebutuhan itu, tidak semata-mata didasari oleh keinginan yang tidak terbatas namun juga dilandasi oleh pertumbuhan yang mau tidak mau harus dilayani oleh persediaan dan peningkatan produksi.
Anda telah mengetahui bahwa dari sekian jenis sumber daya, khususnya sumber daya alam, ada yang dapat terbarukan (tumbuh-tumbuhan, hewan) dan yang tidak dapat terbarukan (migas, batu-bara). Sumber daya yang sifatnya tidakterbarukan akan habis sekali pakai sehingga persediaannya makin terbatas. Sedangkan di pihak lain kebutuhan terus meningkat karena pertumbuhan penduduk, dan keinginan yang cenderung tidak terbatas. Kesenjangan ini bukan bersifat local atau regional, melainkan telah menjadi masalah global. Disini di tuntut “kiat-kiat” ekonomi untuk menciptakan keseimbangan antara konsumsi di satu pihak, dan produksi di lain pihak. Salah satu kiat itu bagaimana kemajuan dan penerapan IPTEK berupaya mencari jalan keluar dari masalah tadi.
Pernyataan David Turney (1972) bahwa, dilemma besar yang pokok saat ini yaitu bahwa penduduk dunia telah sampai pada ketergantungan terhadap teknologi untuk mempertahankan dan menompang kehidupan-kehidupan secara berkelanjutan. Namun selanjutnya, penerapan praktis teknologi dan intervensinya dalam menunjang kehidupan, cepat ataupun lambat akan merusak sumber daya alam. Dalam menghadapi dilema yang demikian, kehutanan kita manusia menjadi tiga kali lipat, yaitu pertama kita harus menguasai teknologi itu, kedua menstabilkan penduduk, dan ketiga mengembangkan tatanan sosial yang mampu hidup produktif dan sejahtera secara terpadu dengan mengekosistem yang seimbang. Coba anda hayati bahwa kita tidak dapat melepaskan diri dari pemanfaatan teknologi atau luas lagi pemanfaatan IPTEK. Namun juga anda amati dan hayati lingkungan sekitar yang rusak serta terkuras oleh penerapan dan pemanfaatan IPTEK itu. Masalah ini bukan lingkungan dan perekonomian yang hanya teradi secara local di tempat anda saja, melainkan telah menjadi masalah global.
Dari kutipan yang baru kita baca, itu dapat diketahui bahwa IPTEK bukan segala-galanya. Pada akhirnya, masalah global tadi berbalik kepada kita. Bagaiman kita mampu mengembangkan peranata sosial untuk mengendalikan IPTEK tadi sesuai dengan atas keseimbangan dan kelestarian. Perubahan dan pengembangan aspek-aspek yang bersifat fisik material saja, tidak memecah masalah. Oleh karena itu wajib dikembalikan kepada manusia sendiri, terutama akhlaknya, kesenjangan, kerusakan dan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan serta lingkungannya itu, harsus dikembalikan kepada manusia sendiri terutama kepada akhlaknya tadi.
Menurut pernyataan H.S.D. Cole (1973) kenyataan menunjukkan bahwa bukan hanya pencemaran udara oleh debu, pencemaran oleh zat kimia, pencemaran suara, pencemaran air dan tanah semata-mata, melainkan yang lebih penting adalah pencemaran moral. Hal-hal yang bertentangan dan tidak diindahkannya peraturan sebagai indicator dalam berbagai argumentasi kerusakan lingkungan yang menjadi sasar pertanyaan kemajuan ekonomi dan teknik.
Pencemaran moral dan penyimpangan-penyimpanagn dari aturan yang berlaku terhadap pengembangan serta pemanfaatan lingkunga “seolah-olah” diabaikan oleh karena itu H.S.D. Cole (1973) selanjutnya mengemukakan:
Kesinambungan renaisanse, rasionalisme, kapitalisme dan pemujaan serta penganjungan ilmu saja. Namun dewasa ini, keadaan yang demikian telah tercapai, apakah yang harus dilakukan selanjutnya? Cobalah hidupkan kembali kearifan dan kecintaan terhadap keindahan pada diri masing-masing serta disekitar kita. Hanyalah revolusi moral bukan revolusi sosial atau politik atau juga teknik, hanyalah revolusi moral yang dapat membimbng selama ini telah menghilang. 
Dalam kondisi global yang penuh dengan kesenjangan, masalah dan tantangan, baik ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun lingkungan hidup, pengembangan dan pembinaan akhlak menjadi kunci penyelamatan perspektif global ekonomi barupa  perekonomian pasar bebas, beralihnya kawasan ekonomi maju dari Atlantik ke Pasifik, dan kebangkitan ekonomi Asia Afrika, kita bangsa Indonesia tidak akan kunjung rela. Penyiapan SDM generasi muda Indonesia menghadapi abad XXI dengan arus globalnya, wajib dirintis sedini mungkin. Sikap mental wiraswasta harus menjadi ciri SDM mendatang.












BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan

Perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap suatu masalah kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, dan mengkaji berbagai fenomena dalam konteks keruangan di permukaan bumi baik masa lampau, saat ini, baik dalam budaya ataupun kebudayaan, baik dalam satu Negara maupun dengan Negara-negara lain. Perspektif geografi atau perspektif keruangan adalah suatu kemampuan memandang secara mendalam berkenaan dengan fenomena, proses, dan masalah keruangan permukaan bumi, baik masa lampau, saat ini, terutama untuk masa yang akan datang.  Perspektif sejarah mengacu pada konsep waktu, atau dengan perkataan lain, Perspektif sejarah suatu peristiwa, membawa citra kepada kita tentang suatu pengalaman masa lampau yang dapat dikaji hari ini, untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang. Perspektif ekonomi terkait dengan waktu, hari ini dan hari esok. Sedangkan apa yang diperspektifkan terutama berkenaan dengan keinginan yang cenderung tidak terbatas, persediaan sumber daya itu terbatas bahkan langka, dan adanya penggunaan alternative sumber daya.

B. Saran-Saran

ü  Siswa dapat mempelajari dan mengetahui hubungan kelompok-kelompok umat manusia dan lingkungan manusia dalam hubungannya satu sama lain seperti hubungan antara manusia terutama dalam lingkungan yang terbentuk oleh manusia sendiri atau lingkungan sosial.
ü  Siswa dapat mempelajari dan mengetahui proses-proses sosial budaya di masyarakat dan perubahan pola kehidupan bangsa.
ü  Siswa dapat mempelajari dan mengetahui tentang suatu pengalaman masa lampau, dan dapat memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang.
ü  Siswa dapat mengenal tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan, internasional dan peristiwa-peristiwa bersejarah yang memiliki dampak luas terhadap tatanan kehidupan global.
ü  Siswa dapat mempelajari dan mengetahui tentang fenomena, proses dan masalah keruangan permukaan bumi, baik masa lampau maupun masa sekarang.

























Daftar Pustaka

Sumaatmadja, Nursid dan Wihardit, Kuswaya.2005.Perspektif Global.Jakarta:Universitas Terbuka.
Retnaningsih, Umi Oktyari.1998. Perspektif Global.Pekanbaru:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
http://perspektifglobaldarivisigeografi.blogspot.com (diakses pada hari Jumat, 14 September 2012 pukul 19.15 WIB)
http://fhajarwijayanthiviolet.blogspot.com (diakses pada hari Jumat, 14 September 2012 pukul 19.20 WIB)
http://joko1234.wordpress.com/2010/05/09/pentingnya-wawasan-dalam-perspektif-global/ (diakses pada hari Jumat, 14 September 2012 pukul 19.26 WIB)
http://nurul071644249.wordpress.com/2010/06/09/pendidikan-perspektif-global/ (diakses pada hari Jumat, 14 September 2012 pukul 19.30 WIB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar