BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Mengajar
(teaching) dapat membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai,
cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara belajar
bagaimana belajar. Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara
implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan,
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi
pembelajaran yang ada.
Guru
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas dan atau di ruang praktek/laboratorium. Sehubungan dengan
tugas ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan
membuat perencanaan pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah
perangkat pembelajaran yang tepat.
Makalah
ini membahas bagaimana menerapkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari
hakikat sebenarnya, sehingga dengan demikian akan terwujud suatu pembelajaran
yang menghasilkan pembelajaran yang optimal sesuai tujuan yang akan dicapai.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah, sebagai berikut:
1. Apa
hakikat dari pembelajaran yang efektif?
2. Apa
saja faktor-faktor yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran?
3. Bagimana
karekteristik guru yang efektif?
4. Apa
saja pendekatan pembelajaran yang efektif?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
hakikat pembelajaran yang efektif
2. Mengetahui
faktor-faktor yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran
3. Mengetahui
karekteristik guru yang efektif
4. Mengetahui
pendekatan pembelajaran yang efektif
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat
pembelajaran efektif
Efektifitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa
segi, yang dimulai dari perencanaan guru.
Perencanaan pembelajaran berkenaan dengan keputusan
yang diambil guru dalam mengorganisasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi
hasil pembelajaran (burden & byrd, 1999).
Perencanaan perencanaa merupakan tugas yang sangat penting dilakukan
oleh guru. Ketika guru membuat keputusan tentang perencanaan, perlu
mempertimbangkan “ seseorang melakukan apa dan urutan-urutan peristiwa belajar
apa yang akan terjadi, dimana peristiwa belajar itu berlangsung, jumlah waktu
yang digunakan dan sumber-sumber serta bahan-bahan yang dimanfaatkan”.
Keputusan tentang perencanaan juga berhubungan
dengan isu-isu, seperti materi yang dipilih strategi pembelajaran, penyampaian
pelajaran, media pembelajaran pengelolaan kelas, iklim kelas dan evaluasi
pembelajaran. Tujuan perencanaan adalah memberi jaminan pelajar akan belajar
dengan baik.oleh karena itu, perencanaan membantu menciptakan, mengelola, dan
mengorganisasi peristiwa-peristiwa pembelajaran yang memungkinkan kegiatan
belajar terjadi. Perencanaan membantu guru menata alur dan urutan
peristiwa-peristiwa pembelajaran yang tepat dan juga mengatur waktu. Jumlah
waktu yang dibutuhkan dalam merencanakan pembelajaran sangat tergantung pada
individu guru. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kebutuhan pelajar,
kekompleksan tugas pembelajaran, fasilitas-fasilitas dan peralatan serta
pengalaman guru.
B.
Faktor
yang berkaitan dengan kegitatan pembelajaran
1. Isi
(content) pelajaran
Isi pelajaran berkaitan dengan
pengetahuan, keterampilan, aturan, dan konsep atau proses kreatif yang akan
dipelajari pelajar.
2. Bahan
Bahan pelajaran berwujud tulisan,
bentuk fisik atau stimuli visual, yang digunakan dalam pembelajaran. Buku teks,
film, film strip, computer, transparan, video tape, merupakan beberapa bahan
yang digunakan guru
3. Strategi
pembelajaran
Pemilihan berbagai strategi
pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan isi pembelajaran merupakan
perencanaan sentral guru.
4. Perilaku
guru
Guru melakukan sejumlah kegiatan
selama proses pembelajaran berlangsung
dan membantu pelajar dalam kegiatan-kegiatan belajar, seperti membimbing
kelompok, menyajikan pelajaran secara jelas, membuka pelajaran, dan membuat
kesimpulan.
5. Menstrukturkan
pelajaran
Menyususn pelajaran berkaitan
dengan kegiatan yang terjadi pada suatu saat tertentu selama penyajian
pelajaran dan guru perlu merencanakan struktur pelajaran. Pada suatu saat, mungkin pelajar membaca,
diskusi, dan menulis atau berpartisipasi dalam suatu kegiatan tertentu.
6. Lingkungan
belajar
Ketika kegiatan-kegiatan belajar
direncanakan, pertimbangkan jenis lingkungan belajar yang ingin diciptakan.
Banyak faktor yang perlu diperhatikan antara lain; sistem pengelolaan kelas
yang efektif perlu direncanakan dan ditetapkan, seperti aturan-aturan kelas,
menciptakan iklim kelas yang positif, tanggung jawab pelajar secara akademik,
dan peguatan-penguatan perilaku yang dikehendaki.
7. Pelajar
Ketika merencanakan kegiatan
pembelajaran, pertimbangkan karakteristik pelajar tertentu yang ada di kelas
anda. Perlu dipertimbangkan pula motivasi pelajar, kebutuhan akademik,
kebutuhan fisik dan psikologis. Lebih dari itu, pertimbangkan pengelompokkan pelajar,
seperti kelompok kecil, kelompok keseluruhan dan kerja mandiri.
8. Durasi
pembelajaran
Buatlah rencana tentang waktu yang
tersedia atau dialokasikan. Dengan waktu yang tersedia, guru perlu
melakasanakan berbagai kegiatan, dan menggunakan sumber-sumber untuk tujuan
pembelajaran, serta memelihara motivasi pelajar. Guru perlu menjadi manajer waktu untuk
menjamin bahwa pelajar mempunyai kesempatan untuk mencapai tujuan pembelajaran
selama kurun waktu tertentu.
9. Lokasi
pembelajaran
Ketika merancang kegiatan
pembelajaran, rencanakan di tempat mana pembelajaran itu akan terjadi. Lokasi
suatu kegiatan mungkin berubah berdasarkan kebutuhan, seperti; a) ruang kerja
untuk serangkaian materi tertentu (missal computer), b) tambahan referensi,
materi-materi atau pengalaman-pengalaman baru (misalnya perpustakaan dan kerja
lapangan), dan c) struktur sosial yang berbeda (misalnya debat atau kegiatan
yang memerlukan belaja bersama).
C.
Karakteristik
guru yang efektif
Keputusan perencanaan tentang kegiatan-kegiatan
pembelajaran, dipengaruhi oleh karakteristik guru itu sendiri ( neely &
hansford, 1985).
Pertama,
banyaknya pengalaman mengajar guru akan mempengaruhi keputusan perencanaan. Pengalaman
terdahulu membawa guru pada kesiapan mental yang lebih mantab.
Kedua,
filosofi belajar-mengajar akan mempengaruhi keputusan tentang perencanaan guru.
Ketiga,
pengetahuan guru tentang isi pelajaran, juga mempengaruhi keputusan tentang
perencanaa. Guru yang menguasai materi pembelajaran biasanya dapat merencanakan
pembelajaran yang bervariasi dan fleksibel karena siap memanfaatkan dan menata
informasi.
Keempat,
gaya guru dalam mengorganisasikan pembelajaran akan mempengaruhi keputusan
perencanaan. Gaya ini tercermin dari kebutuhan guru untuk menyusun perencanaan
rutin, dan gaya memecahkan masalah.
Kelima,
harapan-harapan menata kelas, baik untuk pelajar belajar maupun pelaksanaan
pembelajaran oleh guru itu sendiri, juga mempengaruhi keputusan tentang
perencanaan.
Keenam,
perasaan aman dan control pembelajaran memainkan peranan dalam proses
perencanaan. Apabila guru merasa aman dalam semua segi pembelajaran, rencana
pembelajaran cenderung kurang ketat. Namun apabila tidak begitu aman, guru
cenderung untuk lebih terstruktur terencana lebih terperinci.
Rosanshine
(1989) mengidentifikasi 6 hal tentang guru yang efektif sebagai berikut:
1. Melakukan
review harian
Untuk menentukan apakah pelajar
telah memperoleh pengetahuan dan keterampilan prasyarat yang diperlukan, guru
yang efektif memulai pembelajaran dengan mereview materi yang lalu, mengoreksi
pekerjaan rumah, dan mereview pengetahuan awal yang relevan dengan pembelajaran
hari ini.
2. Menyiapkan
materi baru
Hasil riset menunjukkan bahwa guru
yang efektif memerlukan waktu yang lebih banyak dalam menyajikan materi baru
dan membimbing praktek, dibandingkan guru yang kurang efektif. Untuk memulai
pelajaran, guru yang efektif berusaha menarik perhatian pelajar dengan
menerangkan tujuan belajar yang ingin dicapai selama pembelajaran.
Setelah pengantar pembelajaran,
guru efektif melanjutkan dengan mengajar satu pokok bahasan pada suatu waktu.
Setiap pokok bahasan terdiri dari penyajian singkat dan contoh yang banyak.
Contoh-contoh tersebut disajikan dengan pengalaman kongkrit atau pengetahuan
yang mejadikan pelajar dapat memproses pengetahuan baru tersebut. Hal yang
penting penyajian itu jelas dan singkat.
3. Melakukan
praktik terbimbing
Maksud praktik terbimbing adalah
membimbing praktik keterampilan awal dan menyediakan penguatan yang perlu untuk
kemajuan belajar baru, dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.
Pelajar berpartisipasi aktif selama praktik terbimbing dengan masalah-masalah
kerja atau pertanyaan-pertanyaan dari guru. Penelitian menunjukkan bahwa guru
yang lebih efektif meningkatkan pencapaian pelajar akan menambah jumlah
pertanyaan.
4. Menyediakan
balikan dan koreksi
Selama praktik terbimbing, bagi
guru sangat penting untuk menyediakan proses balikan kepada pelajar. Proses
balikan dapat berupa memberikan penjelasan tambahan yang kadang-kadang
diperlukan apabila pelajar benar. Tapi apabila pelajar membuat kesalahan, yang
tepat adalah menyederhanakan pertanyaan kemudian menuntun (memberi petunjuk
sedikit) kearah jawaban yang benar.
5. Melaksanakan
praktik mandiri
Setelah guru memberikan praktik
terbimbing, sangat penting memberikan kesempatan kepada pelajar untuk praktik
mandiri. Praktik mandiri membutuhkan review dan penguatan yang diperlukan agar
keterampilan tertentu menjadi bagus. Pratik mandiri berbeda dari praktik
terbimbing, yaitu isyarat-isyarat yang diberikan oleh guru selama praktik
terbimbing dihilangkan.
6. Review
mingguan dan bulanan
Guru dianjurkan untuk mereview
pekerjaan seminggu yang lalu tiap hari sabtu dan pekerjaan sebulan yang lalu
setiap sabtu keempat.
D.
Pendekatan
pembelajaran yang efektif
Pendekatan pembelajaran yang efektif adalah
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pelajar. Pada saat ini telah ada
perubahan paradigma dalam pembelajaran yaitu pembelajaran tidak lagi terpusat
pada guru, melainkan berpusat pada si pelajar. Dalam hal ini banyak pendekatan
yang dapat dipelajari, namundalam makalah ini akan diuraikan tiga jenis
pendekatan yang saat banyak diterpkan, yaitu independent learning (belajar
mandiri), problem basic learning (belajar berdasarkan masalah), dan integrated
learning (pembelajaran terpadu)
1.
Belajar
mandiri (integrated learning)
Dalam belajar
mandiri pelajar mempersiapkan kelompok kecil menindak lanjuti beberapa bagian
dari pelajaran dengan belajer sendiri intensitas belajar mandiri dalam
kurikulum tradisional biasanya meningkat sebelum ujian formal, dengan cara
pelajar berusaha mencapai mater-materi pembelajaran dalam suatu waktu yang
relatif singkat. Pada pembelajaran jarak jauh (distance learning), belajar
mandiri merupakan belajar inti.
a. Prinsip-prinsip
belajar mandiri
Konsep belajar mandiri diartikan sebagai sesuatu
yang berbeda untuk orang yang berbeda pula. Ada 7 prinsip yang perlu
diketahui,yaitu sebagai berikut:
1. Pelajar
belajar untuk dirinya sendiri
2. Pelajar
mempunyai ukuran mengontrol atas kegiatan belajarnya sendiri. Pelajar mungkin
memilih dimana belajar, apa yang dipelajari, bagaimana belajar dan kapan
belajar.
3. Pelajar
memiliki tanggung jawab untuk menentukan konteks belajar, mendiagnosis
kebutuhan belajar secara pribadi, mengidentifikasi sumber sumber belajar dan
menentukan waktu untuk belajar serta langkah belajar
4. Pelajar
mungkin mengembangkan rencana kegiatan belajarnya sendiri.
5. Kebutuhan
individu yang berbeda dikenal dengan respons yang tepat , dibuat untuk
kebutuhan khusus pelajar secara individual
6. Kegiatan
belajar pelajar didukung, diperluas atau dikurangi dengan sumber-sumber belajar
dan panduan belajar
7. Peranan
pengajar berubah dari guru atau penyampai informasi ke pengelola proses belajar
b. Manfaat
belajar mandiri
1. Belajar
aktif
Belajar mandiri apabila dirancang secara tepat,
meningkatkan pendekatan yang lebih aktif dalam belajar. Pelajar mengadopsi
pendekatan ini lebih dalam , lebih memahami materi daripada mengingat kembali
apa apa yang dipelajari. Pelajar meningkat dalam dalam kemampuan berpikir dan
tidak sekadar mengingat apa yang dipelajari
2. Kebutuhan
individual pelajar
Pelajar bukan suatu kelompok yang homogen. Pelajar
memiliki cara-cara yang berbeda. Adopsi pendekatan belajar mandiri meningkatkan
kebutuhan tersebut untuk dikenal dan mengikuti keinginan pelajar dalam hal
penguasaan materi, strategi belajar dan kemampuan belajar. Pelajar dapat
memilih metode belajar atau pendekatan pendekatan yang dirasa terbaik baginya. Pelajar
dapat memilih membaca bahan secara tepat, apabila telah memahaminya dan
membutuhkan waktu yang lebih banyak apabila sesuatu itu baru atau yang
menantangnya. Dalam pencapaian belajar, pelajar bekerja dengan sumber-sumber
bahan yang sesuai sampai mencapai tingkat penguasaan tertentu
3. Motivasi
pelajar
Belajar mandiri menjadikan pelajar lebih bertanggung
jawab pada kegiatan belajarnya dan berpartisipasi lebih besar dalam proses belajar.
Hal ini mengajar pelajar untuk memilih taraf studi yang sesuai. Dengan
demikian, pelajar akan merasa memiliki kegiatan belajar tersebut dan
berpengaruh positif terhadap motivasi belajar.
4. Peranan
pengajar
Pengajar yang berperan sebagai pengelola kegiatan
belajar diterima dengan baik dan konsisten dengan pendekatan belajar menadiri.
Peran pengajar tersebut dapat dikembangkan ke arah hubungan yang baik dengan
pelajar sehingga menimbulkan rasa percaya yang lebih besar antara pengajar dan
pelajar. Banyak pengajar yang merasa sangat senang dengan peranan
tradisionalnya sebagai penyedia informasi, sedangkan sebagian yang lain
memposisikan kemampuannya dalam hal pengembangan materi atau sumber belajar,
suatu peranan yang juga dihargai
2.
Pembelajaran
terpadu
Pembelajaran
terpadu diartilkan sebagai metode pengorganisasian isi pembelajaran yang
dilakukan guru dengan cara memadukan barbagaipelajaran untuk mempelajari suatu
konsep tertentu.
Pembelajaran
terpadu dimulai dengan menampilkan tema, misalnya tema lingkungan untuk kela 3
sd. Guru dapat merancang strategi pembelajaran ipa dengan materi udara bersih
dan udara tercemar. Ips, menampilkan pokok bahasan sekiter rumah siswa rt/rw.
Kelurahan dan kecamatan sedangkan bahasa indonesia dapat ditampilkan kegiatanmembaca
tentang suasana bersih- bersih. Selain itu, dapat ditambahkan misanya tugas
untuk mengamati lingkungan tempat tinggal pelajar, adakah pencemaran di sungai,
asap kendaraan dan pembuangan sampah serta membuat laporan. Dengan demikian
pelajar diharapkan memperoleh pemahaman tentang konsep lingkungan karena
dibahas melalui beberapa pelajaran.
Pendekatan pembelajaran terpadu membantu pelajar
melalui; a.) Belajar aktif; b.) Menilai diri sendiri; c.)Individualitas; d.)Belajar
mandiri.
a. Kelebihan
pembelajaran terpadu
1. Memberikan
gambarab hubungan antara pengetahuan
2. Mempermudah
belajar secara terpadu, penyajian materi yang terpadu akan meningkatkan
pemikiran yang terpadu dan pengalaman pengalaman belajar akan membantu
pengembangan struktur pengetahua bagi pelajar
3. Memungkinkan
kesatuan penyajian suatu problem
4. Meminimalkan
kontradiksi konsep-konsep
5. Menghindari
pengulangan dala kurikulum
6. Mempermudah
kerjasama antar disiplin
7. Memotivasi
pelajar
b. Keterpaduan
kurikulum dapat membantu pelajar
1. Menguasai
perubahan-perubahan dalam pengetahuan
2. Memahami
pengetahuan yang telah lalu
3. Memahami
pengetahuan
1)
Penguasaan
perubahan pengetahuan
Keterpaduan
memungkinkan kurikulum diorganisasikan sekitar konsep-konsep dan
prinsip-prinsip kunci, serta meningkatkan taraf berpikir yang lebih tinggi.
Jika kurikulum yang bermuatan banyak sering disoroti karena beban berat yang
faktual, keterpaduan ini memungkinakn pelajar memfokuskan pada prinsip-prinsip
dasar dari berbagai pengetahuan sehingga belajar akan bermakna dan kurikulum
tidak lagi bermuatan berat.
2)
Menghadapi
pengetahuan yang telah berlalu
Apabila
pengetahuan menjadi kadaluawarsa, tidak merupakan struktur kognitif dasar yang
dapat dikecam, tetapi isinya faktual. Misalnya, pemahaman tentang teori libido
dari freud. Teori freud ini sudah lama sekali, namun sampai saat ini diakui ada
sisi kebenarannya. Pemecahan beberapa kasus kelainan psikologis, sering
dikaitkan dengan teori itu.
3)
Memahami
pengetahuan
Keterkaitan
bidang pengetahuan yang berbeda dapat menjadi sukar bagi pembelajar dan secara
tradisional diasumsikan dapat dilakukan dengan cara yang khusus. Penguasaan
dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lain, memberikan perspektif
pengetahuan yang berbeda, dan belajar menjadi terpisah-pisah, apabila mata-mata
pelajaran memiliki status yang berbeda-beda.
3.
Belajar
berbasis masalah (problem-based learning)
Belajar berbasis
masalah (BBM) adalah belajar yang berpusat pada pelajar dan juga menggambarkan
metode belajar inti atau suplemen pembelajaran. Pembelajaran ini sering
diimplementasikan di program kedokteran, namun sekarang sudah banyak diterapkan
pada bidang-bidang yang lain. Prinsipnya sama dengan pembelajaran terpadu,
namun masalah pembelajaran terpadu mendasarkan pada tema, sedangkan BBM
berdasarkan masalah (pembelajaran dimulai dengan menampilkan masalah).
BBM merupakan
proses alami yang secara potensial terbuka maka tim pengajar mempunyai kewajiban
merancang masalah-masalah yang terstruktur dengan baik dan tujuan yang jelas.
Masalah tersebut mendorong pelajar untuk memberi alasan, berpikir kritis dan
mmpertimbangkan bukti-bukti, mencari-cari dan berbagi informasi yang relevan.
Kelompok ini tidak membutuhkan pengetahuan awal untuk membangkitkan ide-ide
dengan mengidentifikasi bidang-bidang studi lebih lanjut, baik melaui pelajar secara
kolektif maupun individual. Setiap pelajar membawa pengalaman individual
sehingga memberikan kontribusi berbeda-beda.
Ciri-ciri
kelompok BBM yang efektif
Suatu kelompok BBM
yang efektif adalah kelompok yang bersatu padu, termotivasi, saling mendukung,
dan ikut serta belajar secara aktif, anggota kelompok memahami dan mengikuti
tugas-tugas tersebut dengan penuh semangat.
Para anggota
menghargai kontribusi satu sama lain, tetapi mengujinya secara kritis. Alur
diskusi pelajar lebih menunjukkan kerjasama dari pada bersaing. Suasana
bersahabat dan disertai humor yang baik. Diskusi terbua, namun bijaksana dan
konstruktif. Kesulitan-kesulitan yang timbul tidak diabaikan, tetapi dihadapi
secara sensitif dalam suatu suasana yang saling toleransi. Para anggota merasa
bangga pada keberhasilan kelompok. Mereka menghargai kegiatan tutorial dan
memanfaatkan waktu bersama diluar acara belajar. Kelompok yang sukses melantik
tutor baru dan mengekang campur tangan petunjuk guru yang berlebihan.
Peranan dibagi,
semua anggota secara bergiliran menjadi penulis, memimpin diskusi atau menerima
tanggung jawab untuk memperoleh informasi. Jika tutorial tertunda, kelompok
menetapkan kembali secara pasti, kemudian memulai tutorial dan maju secara
efektif.
Dengan mengenal
pembelajaran efektif, faktor-faktor yang mempengaruhi, guru efektif, serta
beberapa pendekatan belajar efektif, kita diharapkan dapat menerapkan hal-hal
tersebut pada saat mengajar.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Efektifitas
pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik faktor guru maupun pelajar itu sendiri. faktor guru yang terutama,
yaitu perencaaan guru yang berkaitan dengan isu-isu seperti materi yang
dipilih, strategi pembelajara, media pembelajaran, pengelolaan kelas, iklim
kelas dan evaluasi pembelajaran. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran yaitu isi pelajaran, bahan, strategi, perilaku guru, sususan
pelajaran, lingkungan belajar, pelajar, durasi dan alokasi pembelajaran.
Demikia pula karakteristik guru juga mempengaruhi efektifitas pembelajaran.
Karakteristik
guru meliputi pengalaman belajar, filosofi belajar dan mengajar, pengetahuan
tentang isi pelajaran, pengorganisasian, penataan kelas dan rasa aman. Guru
yang efektif melakukan review harian, menyiapkan materi baru, melakukan praktik
terbimbing, menyediakan balikan dan koreksi, melaksanakan praktik mandiri,
review mingguan dan bulanan. Pendekatan pembelajaran yang efektif yaitu
pendektan pembelajaran yang berpusat pada pelajar, seperti belajar mandiri,
pembelajaran terpadu dan pembelajaran berdasarkan masalah.
B. Saran
Sebagai
calon tenaga pendidik kita harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
efektifitas pembelajaran, sehingga dengan begitu pembelajaran dapat berjalan
secara efektif dan efisien sesuai tujuan yang diharapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anitah,
Sri dkk. Strategi Pembelajaran di S. 2009.
Jakarta: Universitas Terbuka
Winataputra,
Udin s dkk. Strategi Belajar Mengajar.
2003. Jakarta: Universitas Terbuka
Syafaruddin dan Irwan Nasution,
Manajemen Pembelajaran, (Jakarta : Penerbit Quantum Teaching,2005)
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2129621,
pembelajaran efektif, diunduh pada tanggal 9 Desember 2012 Pukul 21:00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar