A. Pengertian
Penelitian Pendidikan
1.
Pengertian Penelitian
Penelitiaan merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan,
mengembangkan dan menguji teori. Dalam kaitannya dengan upaya pengembangan
pengetahuan, Welberg (1986) mengemukakan lima langkah pengembangan pengetahuan
melalui penelitian, yaitu: (1) mengidentifikasi masalah penelitian, (2)
melakukan studi empiris, (3) melakukan replikasi atau pengulangan, (4)
menyatukan (sintesis) dan mereviu, dan (5) menggunakan dan mengevaluasi (McMillan
dan Schumacher, 2001: 6 ).
Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara dan proses
penemuan melalui pengamatan atau penyelidikan yang bertujuan untuk mencari
jawaban permasalahan atau persoalan sebagai suatu masalah yang diteliti.
Kerlinger (1986) mengemukakan, penelitian ialah proses penemuan yang mempunyai
karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan
hipotesis atau jawaban sementara. Hasil penemuan tersebut, baik discovery atau invention.
Hasil temuan sesuatu yang memang sudah ada dengan dukungan fakta biasa disebut discovery
sedangkan invention dapat
diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan
dukungan fakta, misalnya hasil kloning dari hewan yang sudah mati dan
dinyatakan punah, kemudian diteliti untuk menemukan jenis yang baru.
Suatu kerja
penelitian menuntut obyektivitas, terfokus, memerlukan proses yang intensif,
sistematis, dan lebih formal, baik di dalam proses atau pengukuran maupun
penganalisaan dan penyimpulan hasil-hasilnya. Suatu kerja penelitian bisa juga
dilakukan dalam rangka penemuan dan pengembangan pengetahuan.
Agar dapat memahami pengertian atau batasan dari istilah penelitian
itu sendiri, perlu diperhatikan beberapa ciri suatu kerja penelitian antara
lain sebagai berikut ini.
a. Penelitian
dirancang dan diarahkan guna memecahkan sesuatu masalah tertentu sebagai
jawaban terhadap suatu masalah yang menjadi fokus penelitian.
b. Penelitian
memiliki nilai deskripsi dan prediksi serta hasil temuannya
c. terhadap
sampel yang berfokus pada suatu kelompok atau situasi objek
d. tertentu
yang spesifik yang penekanannya pada pengembangan generalisasi, prinsip-prinsip,
serta teori-teori.
e. Penelitian
memerlukan instrumen dan prosedur pengumpulan data yang valid sehingga
membuahkan hasil analisis/penemuan yang akurat dan terpercaya.
f. Penelitian
berkepentingan bukan sekedar mensintesa atau mereorganisasi hal-hal yang telah
diketahui sebelumnya tetapi lebih diarahkan untuk penemuan baru.
g. Penelitian
dirancang dengan prosedur-prosedurnya secara teliti dan rasional.
h. Penelitian
menuntut keahlian untuk mengetahui secara memadai permasalahan yang
diselidikinya.
i.
Penelitian yang menggunakan hipotesis,
tekanannya pada pengujian hipotesis, bukan pada pembuktian hipotesis.
j.
Penelitian menuntut kesabaran dan tak
dilakukan secara tergesa-gesa.
k. Penelitian
memerlukan pencatatan dan pelaporannya dilakukan secara teliti dan cermat, baik
terhadap prosedurya maupun hasil-hasil dan kesimpulannya disajikan atas dasar
bukti-bukti yang ada secara obyektif, hati-hati, dan cermat sehingga dapat
dijadikan bahan yang berharga.
2. Pengertian Penelitian Pendidikan
Berangkat dari hakikat penelitian yang dikemukakan di atas,
dapat dikemukakan pengertian penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan
untuk mendapatkan informasi yang berguna dan dapat dipertanggung jawabkan dalam
upaya memahami proses kependidikan dalam lingkungan pendidikan melalui pendekatan
ilmiah, baik di lingkungan pendidikan formal, pendidikan informal maupun pendidikan
nonformal. Menemukan prinsip-prinsip umum atau penafsiran tingkah laku yang
dapat dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadiankejadian
dalam lingkungan pendidikan merupakan tujuan dari suatu kerja penelitian penedidikan.
B. Alasan
Dilakukan Penelitian
Sekurang-kurangnya ada empat sebab yang melatarbelakangi
mengapa penelitian itu perlu dilakukan, yaitu: (1) Kesadaran keterbatasan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan (2) Pemenuhan rasa ingin tahu; (3)
Pemecahan masalah; dan (4) Pemenuhan pengembangan diri.
Pertama, penelitian didasarkan atas kesadaran
keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan. Manusia tinggal di
lingkungan masyarakat yang sangat luas, sehingga banyak hal yang kita tidak ketahui,
tidak jelas, tidak paham yang kemudian dapat menimbulkan kebingungan, karena pengetahuan,
pemahaman dan kemampuan manusia yang sangat terbatas, dibandingkan dengan
lingkungannya yang begitu luas. Kesadaran atas keterbatasan pengetahuan,
pemahaman, dan atau kemampuan manusia dalam kehidupannya perlu diatasi agar
manusia dapat menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat.
Kedua, penelitian dilakukan karena didorong
oleh pemenuhan kebutuhan rasa ingin tahu. Manusia memiliki dorongan atau naluri
ingin mengetahui tentang sesuatu di luar dirinya. Pengetahuan dan pemahaman
tentang sesuatu, menimbulkan rasa ingin tahu baru yang lebih luas, lebih
tinggi, lebih menyeluruh. Dorongan ingin tahu disalurkan untuk menambah dan
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman. Contohnya, manusia selalu bertanya, apa
itu, bagaimana itu, mengapa begitu, dan sebagainya. Bagi kebanyakan orang,
jawaban-jawaban sepintas dan sederhana mungkin sudah memberikan kepuasan,
tetapi bagi orang-orang tertentu, para ilmuwan, peneliti, dan mungkin juga para
pemimpin, dibutuhkan jawaban yang lebih mendalam, lebih rinci dan lebih
komprehensif.
Ketiga, penelitian dilakukan untuk pemecahan
masalah. Manusia di dalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada masalah,
tantangan, ancaman, dan bahkan kesulitan, baik di dalam dirinya, keluarganya,
masyarakat sekitarnya serta di lingkungan kerjanya. Banyak cara yang dilakukan
manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, antara lain:
a.
Pemecahan masalah dilakukan secara
tradisional atau mengikuti kebiasaan.
b.
Pemecahan masalah secara dogmatis, baik
menggunakan dogma agama, masyarakat, hukum, dan lain lain. Seperti pencuri
dipotong tangannya, dll.
c.
Pemecahan masalah secara intuitif yaitu
berdasarkan bisikan hati.
d.
Pemecahan masalah secara emosional
e.
Pemecahan masalah secara spekulatif
atau trial and error.
f.
Pemecahan masalah melalui penelitian.
Pemecahan masalah dalam penelitian dilakukan secara objektif, sistematis,
menggunakan metode dan mengikuti prosedur, serta berpegang pada prinsip-prinsip
dan kaidah-kaidah pengumpulan, pengolahan data, dan pembuktian secara ilmiah.
Keempat, pemenuhan
pengembangan diri. Manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapai,
dikuasai, dan dimilikinya. Manusia selalu ingin yang lebih baik, lebih
sempurna, lebih memberikan kemudahan, selalu ingin menambah dan meningkatkan
“kekayaan” dan fasilitas hidupnya. Keinginan manusia yang selalu ingin lebih
baik itu, ada yang dicapai dalam waktu relatif singkat dengan ruang lingkup
yang lebih sempit maupun membutuhkan waktu yang cukup lama dengan ruang lingkup
yang lebih luas dan komplek melalui penelitian.
C. Sumber-sumber
ilmu pengetahuan
Manusia diberi banyak kelebihan oleh Tuhan. Sebagai makhluk
Tuhan mereka belajar atau berusaha survive. Salah satu usaha tersebut, manusia
belajar menguasai ilmu pengetahuan. Beberapa sumber ilmu pengetahuan yang
tersedia sebagai hasil penelitian ilmiah terhadap masalah-masalah pendidikan.
Sumber-sumber pengetahuan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima ),
yaitu: (1) Pengalaman, (2) Otoritas, (3) Cara berpikir deduktif, (4) Cara
berpikir induktif dan (5) Pendekatan ilmiah. Untuk lebih jelasnya berikut ini,
secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Melalui pegalaman.
Sebagaimana biasa kita dengar orang mengatakan ”guru yang
paling baik adalah pengalaman”. Orang dapat belajar dari pengalamannya karena
mereka melakukan, mengalami dan menghadapi masalah hidup. Sejumlah pengalaman
tersebut dapat dikembangkan manusia dalam berbagai aktivitas atau usaha untuk
dimanfaatkan dalam kehidupannya.
Cara orang belajar dari pengalaman sendiri sering tersebut trial
and error atau coba dan salah dan mencobanya lagi. Semakin orang tersebut
gigih dan tidak putus asa ketika terjadi salah atau jatuh, semakin besar
kemungkinan orang tersebut untuk lebih berhasil dalam hidupnya.
Cara lain seorang belajar melalui pengalaman untuk menguasai
suatu ilmu pengetahuan adalah menggunakan modal tradisi atau cara tradisi yang
berlaku di dalam masyarakat. Sebagai contoh, misalnya anggota atau kelompok
masyarakat menurut pandangan orang tua pada suku tertentu, suatu “tradisi”
turun temurun tidak boleh dilanggar. Artinya, perbuatan melanggar tradisi perlu
dicegah karena sudah menjadi tradisi lama bagi kehidupan suatu kelompok
masyarakat tertentu yang diyakini bahkan dianggap “tabu”. Melarang anak-anaknya
melakukan pekerjaan yang disebutnya sebagai bentuk pengajaran kepada generasi
yang lebih muda.
Cara tradisi ini akan semakin kuat jika setiap kali terjadi
peristiwa yang membenarkan tradisi berlaku. Sebaliknya, akan hilang nilai
kepercayaan jika kebenaran yang ada menyimpang dengan tradisi yang telah
dilakukan.
Penguasaan ilmu pengetahuan melalui cara tradisi ini
mempunyai berapa ciri seperti: (1) memegang teguh kebenaran warisan dari orang
tua atau nenek moyang; (2) ada pengulangan yang sifatnya membenarkan, berarti
akan semakin menambah “valid” cara tersebut, semakin terjadi pengulangan yang
bersifat menyimpang dari yang membenarkan, akan dapat mereduksi kepercayaan
yang ada; dan (3) menimbulkan ketidakpastian nilai kepercayaan, ketika terjadi
konflik dalam masyarakat.
b.
Melalui metode otoritas.
Metode ini digunakan untuk menguasai ilmu pengetahuan jika
metode pengalaman tidak dapat digunakan secara efektif. Cara lain dengan
bertanya atau menggunakan pengalaman orang lain. Seorang mahasiswa tidak perlu
pergi ke bulan untuk mengetahui tentang keadaan dan situasi bulan. Mereka dapat
bertanya pada dosennya atau orang yang mempunyai pengalaman dalam bidangnya.
Orang yang mempunyai otoritas ini dapat diinterpretasikan sebagai orang yang
berwenang dibidangnya, orang yang mempunyai kuasa, dan orang lain yang
berhubungan erat dengan permasalahan dan buku literatur dan termasuk pula hasil
penelitian para pendahulunya. Menguasai ilmu pengetahuan, melalui cara otoritas
lebih efektif dan dapat dilaksanakan, jika di sekitar orang tersebut ada
lembaga atau orang yang termasuk dalam kriteria berwenang.
c.
Melalui metode deduktif.
Deduktif pada prinsipnya ialah cara berpikir untuk mencari
atau menguasai ilmu pengetahuan yang berawal dari alasan umum menuju kearah
yang lebih spesifik. Logika deduktif merupakan sistem berpikir untuk
mengorganisasikan fakta dan mencapai suatu kesimpulan dengan menggunakan
argumentasi logika.
Contoh: setiap binatang menyusui mempunyai kaki. Semua
kucing mempunyai kaki. Oleh karena itu sebagai kesimpulannya, kucing adalah
binatang menyusui.
d.
Melalui metode induktif.
Cara ini merupakan proses berpikir yang diawali dari fakta
pendukung yang spesifik, menuju pada arah yang lebih umum guna mencapai suatu
kesimpulan. Contohnya ialah: Ayam hitam yang kita amati mempunyai hati. Ayam
putih yang diamati juga mempunyai hati. Kesimpulannya ialah setiap ayam
mempunyai hati.
Didalam logika induktif seorang peneliti berangkat dari
pengamatan dan mungkin secara eksperimentasi untuk melihat hati ayam. Dari
bervariasi warna ayam dan semuanya mempunyai hati. Kesimpulannya adalah bentuk
terakhir yang berupa generalisasi dan pengamatan banyak ayam tersebut.
e.
Menggunakan pendekatan ilmiah.
Merupakan metode untuk menguasai dan mengembangkan ilmu
pengetahuan yang paling tinggi nilai validitas dan ketepatannya, jika
dibandingkan dengan beberapa macam pendekatan yang telah didiskusikan di atas.
Sangat dianjurkan bagi para peneliti maupun professional untuk selalu
menggunakan pendekatan tersebut dalam setiap waktu maupun kesempatan. Metode
ilmiah pada prinsipnya adalah metode gabungan secara integral antara dua logika
deduktif dan induktif yang kemudian menghasilkan langkah penting sebagai
strategi ilmiah.
D. Tujuan
Penelitian Pendidikan
Pada dasarnya tujuan penelitian pendidikan ialah menemukan
prinsip-prinsip umum atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan,
meramalkan, dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam lingkungan pendidikan,
baik pendidikan formal, nonformal maupun informal.
Dalam kegiatan penelitian memang mengandung kegiatan yang
kadang sulit dan melelahkan, karena memerlukan biaya, tenaga, dan waktu, tetapi
penelitian memiliki tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti.
Secara umum beberapa tujuan penelitian yang hendak dicapai,
termasuk penelitian pendidikan antara lain:
1.
Memperoleh informasi baru
Pada manusia terdapat naluri ingin tahu. Karena dorongan
kebutuhan ingin tahu ini, manusia ingin mengetahui sesuatu di luar yang ia
ketahui. Salah satu cara untuk menemukan sesuatu yang baru adalah melakukan
penyelidikan atau penelitian. Penelitian biasanya akan berhubungan dengan
informasi atau data yang masih baru jika dilihat dari aspek si peneliti. Data
dalam penelitian tidak boleh dikumpulkan sekedar data yang sesuai dengan
keinginan pribadi si peneliti Walaupun mungkin saja suatu data atau fakta
tersebut telah ada dan berada di suatu tempat dalam waktu lama. Yang perlu
diingat, dalam mengumpulkan data, harus dilakukan secara obyektif.
Untuk menemukan sesuatu yang baru bidang pendidikan
dilakukan melalui penelitian pendidikan. Artinya, dalam perkembangan
pengetahuan, temasuk juga ilmu atau pengetahuan di bidang pendidikan, penemuan
sesuatu yang baru mengenai berbagai persoalan pendidikan dapat dilakukan dengan
metode atau cara penelitian yang hasilnya berupa temuan-temuan baru. Karena
itu, kegiatan penelitian harus dilakukan dengan cara-cara yang benar, dalam
arti dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
2.
Mengembangkan dan menjelaskan
Tujuan yang kedua adalah mengembangkan dan menjelaskan.. mengembangkan
hasil kajian dari suatu kegiatan penelitian pendidikan berarti mengembangkan
perubahan-perubahan dan kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh individu, kelompok
ataupun organisasi dalam kurun waktu tertentu. Peneliti berupaya mengkaji
teori-teori yang didukung fakta-fakta yang ada, sehingga peneliti akan sampai
pada pemberian pernyataan sementara yang sering disebut sebagai hipotesis
penelitian. Tujuan dari hasil penelitian dianggap penting karena bermanfaat
secara signifikan ketika para peneliti berusaha memecahkan permasalahan dengan
tidak menginginkan terjadinya pengulangan
kerja atau penggunaan tenaga yang sia-sia.
3.
Menerangkan, memprediksi, dan
mengontrol suatu ubahan
Ubahan di dalam istilah penelitian disebut variabel.
Variabel adalah gejala yang sedang diteliti, yang digunakan untuk mentransfer
gejala ke dalam data penelitian. Biasanya variabel muncul pada tingkat
intensitas yang berbeda sehingga variabel itu adalah variabel lebel. Ada
beberapa variabel yang biasa digunakan dalam suatu penelitian, yaitu: variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (independent variable) adalah
variabel yang memberi pengaruh atau diuji pengaruhnya terhadap variabel lain,
disebut juga variabel perlakuan, variabel eksperimen atau variable intervensi.
Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi
oleh variabel bebas, disebut juga variabel hasil, variabel pos tes atau
variabel kriteria.
Seorang peneliti perlu mengetahui variabel yang disebut
variabel bebas (independent variable) dan variable tergantung (dependent
variable), sehingga ia dapat mengetahui secara pasti pengaruh variabel satu
terhadap variabel lainnya. Dan kemudian dapat menerangkan keterkaitan dan
keterikatan variabel yang ada; dapat memprediksi apa yang akan terjadi di antara
vartiabel atau bahkan mengontrol mereka untuk memperoleh sesuatu yang
bermanfaat.
Selain dua variabel tersebut di atas, dalam suatu penelitian
biasa dijumpai variable ekstranus dan variabel penyela. Variabel ekstranus (extraneous
variabel) dan variable penyela (intervening variable). Variabel
ekstranus adalah variabel-variabel yang apabila tidak dikontrol akan
berpengaruh terhadap variabel terikat. Sedangkan variabel penyela adalah variabel
yang kemungkinan besar berpengaruh terhadap hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat tetapi sulit untuk dikontrol.
E. Fungsi
Penelitian Pendidikan
Pemahaman tentang bagaimana penelitian berperan dalam
mengembangkan pengetahuan dan memperbaiki praktik pendidikan dikaitkan dengan
perbedaan macam-macam penelitian berkenaan dengan fungsinya, yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1.
Fungsi penelitian berdasarkan jenis
penelitian.
Secara mendasar dapat dibedakan tiga jenis atau macam
penelitian, yaitu penelitian dasar atau basic research, penelitian
terapan (applied research) dan penelitian evaluatif (evaluative
research). Hasil-hasil penelitian tersebut, memberikan gambaran bagi
kita tentang fungsi-fungsi penelitian pendidikan:
a. Penelitian
Dasar
Tujuan penelitian dasar adalah: pertama menambah pengetahuan
kita dengan prinsipprinsip dasar dan hukum-hukum ilmiah, dan kedua meningkatkan
pencarian dan metodologi ilmiah (Nana Syaodih, 2005). Penelitian dasar (basic
research) disebut juga penelitian murni (pure research) atau penelitian
pokok (fundamental research) diarahkan pada pengujian teori, dengan
hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan
praktik. Penelitian ini memberikan sumbangan besar terhadap pengembangan dan
pengujian teori-teori. Sebagai contoh, teori yang dikemukan oleh Newton, yaitu
gaya gravitasi yang telah lama dan sampai sekarang masih berlaku. Contoh lain,
mengenai hasil penelitian yang sampai sekarang dan mungkin akan tetap berlaku
misalnya dalil segitiga Phytagoras, dan lain-lain.
Dalam bidang pengetahuan sosial, termasuk hasil penelitian
bidang pendidikan, ada dua kemungkinan terjadi, yaitu pertama, dapat
memperkuat, mengubah, atau menolak hasil temuan dari paradigma lama. Yang
kedua, hasil penelitian yang baru menghasilkan suatu yang memperkuat,
membedakan, atau bertentangan dengan hasil penelitian yang lama.
Bertolak dari suatu teori, prinsip dasar atau generalisasi,
Syaodih (2005) menjelaskan bahwa penelitian dasar diarahkan untuk mengetahui,
menjelaskan dan memprediksi fenomena-fenomena alam dan sosial. Teori bisa
didukung atau tidak didukung oleh pengalaman. Teori yang didukung oleh
kenyataan-kenyataan empiris disebut hukum ilmiah (scientific law).
b. Penelitian
Terapan
Penelitian terapan (applied research) berkenaan
dengan kenyataan-kenyataan praktis, penerapan dan pengembangan pengetahuan yang
dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Penelitian dasar
berfungsi menghasilkan pengetahuan untuk mencari solusi tentang masalah-masalah
dalam bidang tertentu. Penelitian ini menguji manfaat dan teori-teori ilmiah,
mengetahui hubungan empiris dan analitis dalam bidang-bidang tertentu.
Implikasi dari penelitian terapan dinyatakan dalam rumusan yang bersifat umum,
bukan rekomendasi yang merupakan tindakan langsung.
Penelitian terapan seperti halnya penelitian dasar bersifat
abstrak dan umum dalam bidang tertentu, bukan pengetahuan yang bersifat
universal. Hasil penelitian terapan menambah pengetahuan yang berbasis
penelitian dalam bidang-bidang tertentu. Dampak dari penelitian terapan terasa
setelah periode waktu tertentu. Setelah jumlah hasil studi dipublikasikan dan dibicarakan
dalam periode waktu tertentu, pengetahuan tersebut akan mempengaruhi cara berpikir
dan persepsi para praktisi. Penelitian terapan mendorong penelitian lebih
lanjut, menyarankan teori dan praktek baru serta mendorong pengembangan
metodologi.
c. Penelitian
Evaluatif
Penelitian evaluatif (evaluation research) difokuskan
pada suatu kegiatan dalam suatu unit tertentu. Kegiatan tersebut dapat
berbentuk program, proses, ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa
tempat, organisasi, ataupun lembaga. Penelitian ini dapat menilai manfaat atau
kegunaan, sumbangan dan kelayakan dari sesuatu kegiatan dalam satu unit. Apakah
suatu kegiatan, program atau pekerjaan memberikan manfaat, sumbangan atau hasil
seperti yang diharapkan?
Penelitian evaluatif berbeda dengan evaluasi formal.
Evaluasi formal bisa dilakukan oleh para peneliti atau pelaksana dalam
bidangnya, tidak membutuhkan pelatihan-pelatihan khusus. Untuk dapat melakukan
penelitian evaluatif membutuhkan latihan khusus dalam beberapa disiplin ilmu,
metodologi dan keterampilan berhubungan dengan komunikasi secara interpersonal.
Penelitian evaluatif yang bersifat komprehensif membutuhkan data kuantitatif dan
kualitatif dari berbagai studi terkait yang dilaksanakan dalam berbagai tahapan
kegiatan.
Penelitian evaluatif dapat menambah pengetahuan tentang
kegiatan tertentu, dan dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih
lanjut. Sejumlah penelitian evaluatif dalam kegiatan sejenis yang dilaksanakan
dalam unit-unit yang berbeda dapat menambah pengetahuan dalam bidang aplikatif.
Ada dua macam penelitian evaluatif yaitu penelitian tindakan
(action research) dan penelitian kebijakan (policy research). Penelitian
tindakan dilakukan oleh para pelaksana untuk memecahkan masalah yang dihadapi
atau memperbaiki suatu pelaksanaan suatu kegiatan. Analisis kebijakan
mengevaluasi kebijakan pemerintah untuk membantu para penentu kebijakan
memberikan rekomendasi-rekomendasi yang praktis.
2.
Fungsi penelitian berdasarkan tujuan
Selain berdasarkan jenis-jenis atau macam-macam penelitian,
fungsi penelitian juga dapat dibedakan berdasarkan tujuannya, yaitu:
a. Penelitian
Deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) ditujukan
untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya pada saat
penelitian dilakukan. Dalam studi ini para peneliti tidak melakukan manipulasi
atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua
kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya. Penelitian deskriptif
dapat berkenaan dengan kasus-kasus tertentu atau suatu populasi yang cukup
luas.
Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan suatu keadaan
saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan
perkembangannya. Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan (developmental
studies). Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau
sepanjang waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam
potongan waktu.
Dalam penelitian deskriptif dapat digunakan pendekatan
kuantitatif, pengumpulan dan pengukuran data yang berbentuk angka-angka, atau
pendekatan kualitatif, penggambaran keadaan secara naratif kualitatif.
Penelitian deskriptif dapat dilakukan pada saat ini atau dalam kurun waktu yang
singkat, tetapi dapat juga dilakukan dalam waktu yang cukup panjang disebut
penelitian longitudinal.
Penelitian longitudinal ini menunjuk pada penelitian-penelitian
individu atau satuan-satuan lain, dimana pengukuran unit yang sama diulang diberbagai
waktu sepanjang jalannya penelitian. Sedangkan penelitian cross sectional, misalnya
meneliti perkembangan kemampuan berbahasa pada tahap-tahap dalam potongan waktu
misalnya kemampuan berbahasa pada masa atau tahapan perkembangan seseorang berdasarkan
usia kronologis: bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja dilakukan secara bersamaan.
b. Penelitian
Prediktif
Penelitian prediktif (predictive research, Studi ini
ditujukan untuk memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau
berlangsung pada saat yang akan datang berdasarkan hasil analisis keadaan saat
ini. Penelitian deskriptif dilakukan melalui penelitian yang bersifat
korelasional (correlational studies) dan kecenderungan (trend
studies). Melalui penelitian korelasional, selain dapat dicari korelasi
antara dua atau lebih dari dua variable juga dapat dihitung regresinya. Melalui
perhitungan regresi ini, baik regresi parsial maupun multiple dapat diprediksi
dampak atau kontribusi dari satu atau lebih dari satu variabel terhadap
variabel lainnya.
Penelitian prediktif juga dapat dilakukan melalui studi kecenderungan.
Dengan melihat perkembangan selama jangka waktu tertentu, pada saat ini atau
saat yang lalu dapat dilihat kecenderungannya pada masa yang akan datang.
Prediksi tentang jumlah penduduk lima atau sepuluh tahun yang akan datang bisa
dihitung berdasarkan perkembangan penduduk selama lima sampai sepuluh tahun
yang lalu.
c. Penelitian
Improftif
Penelitian improftif (improvetive research) ditujukan
untuk memperbaiki, meningkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan
atau pelaksanaan suatu program. Banyak kegiatan atau program dalam pelaksanaan
pendidikan, seperti pelaksanaan: kurikulum, pembelajaran, evaluasi berbagai
mata pelajaran, program: praktik laboratorium, praktik keterampilan, bimbingan
siswa, ekstrakurikuler, pengawasan sekolah, layanan perpustakaan, program
pelatihan pemimpin sekolah, guru, staf adminstrasi, dll. Untuk memperbaiki dan
menyempurnakan pelaksanaa program atau kegiatan digunakan penelitian tindakan
atau action research, sedang untuk memperbaiki, meningkatkan atau
menghasilkan program yang standar atau model digunakan penelitian dan
pengembangan atau research and development.
d. Penelitian
Eksplanatif
Penelitian eksplanatif (explanative research) ditujukan
untuk memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena atau variabel.
Peneliti berusaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta yang
menunjang yang ada, peneliti akan dapat sampai pada pemberian pernyataan
sementara yang sering disebut sebagai hipotesis penelitian.
Hubungan tersebut bisa berbentuk hubungan korelasional atau
saling hubungan, sumbangan atau konstribusi satu variabel terhadap variabel
lainnya ataupun hubungan sebab akibat. Hubungan-hubungan tersebut dikaji dalam
penelitian korelasional, dan penelitian eksperimental. Hubungan juga dapat
dilihat dari perbedaan yang melatarbelakanginya, yang dapat diungkap melalui
penelitian kausal komparatif.
Simpulan
Penelitian pendidikan
adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang berguna dan dapat
dipertanggung jawabkan dalam upaya memahami proses kependidikan dalam
lingkungan pendidikan melalui pendekatan ilmiah, baik di lingkungan pendidikan
formal, pendidikan informal maupun pendidikan nonformal.
Beberapa alasan yang melatar belakangi penelitian itu perlu dilakukan, yaitu:
(1) Kesadaran keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan (2) Pemenuhan
rasa ingin tahu; (3) Pemecahan masalah; dan (4) Pemenuhan pengembangan
diri.
Usaha manusia belajar menguasai ilmu pengetahuan untuk melakukan
penelitian bersumber dari: (1) Pengalaman, (2) Otoritas, (3) Cara berpikir
deduktif, (4) Cara berpikir induktif, dan (5) Pendekatan ilmiah.
Secara umum beberapa
tujuan penelitian yang hendak dicapai, termasuk penelitian pendidikan antara
lain: (1) memperoleh informasi baru, (2) mengembangkan dan menjelaskan, dan (3)
menerangkan, memprediksi, dan mengontrol suatu ubahan.
Sedangkan fungsi utama penelitian pendidikan secara umum ada dua, yaitu mengembangkan
ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktek pendidikan. Dari fungsi utama tersebut
dapat dijabarkan lagi berdasarkan jenis-jenis penelitian, yaitu: fungsi
penelitian berdasarkan jenis penelitian dibedakan tiga jenis atau macam penelitian,
yaitu penelitian dasar atau basic research, penelitian terapan atau applied
research dan penelitian evaluatif atau evaluative research. Dan
fungsi penelitian berdasarkan tujuan penelitian, dibedakan antara penelitian
deskriptif, prediktif, improftif, dan eksplanatif. Penelitian pendidikan
tersebut menekankan sekitar masalah pendidikan, baik yang mencakup guru, siswa,
kurikulum, sistem pengajaran, manajeman, dan hubungan lembaga dengan masyarakat
dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Syukri, M., dkk. 2005. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar