Minggu, 08 September 2013

Hakikat Penelitian Pendidikan



A.    Pengertian Penelitian Pendidikan
1.      Pengertian Penelitian
Penelitiaan merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan menguji teori. Dalam kaitannya dengan upaya pengembangan pengetahuan, Welberg (1986) mengemukakan lima langkah pengembangan pengetahuan melalui penelitian, yaitu: (1) mengidentifikasi masalah penelitian, (2) melakukan studi empiris, (3) melakukan replikasi atau pengulangan, (4) menyatukan (sintesis) dan mereviu, dan (5) menggunakan dan mengevaluasi (McMillan dan Schumacher, 2001: 6 ).

Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara dan proses penemuan melalui pengamatan atau penyelidikan yang bertujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau persoalan sebagai suatu masalah yang diteliti. Kerlinger (1986) mengemukakan, penelitian ialah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Hasil penemuan tersebut, baik discovery atau invention. Hasil temuan sesuatu yang memang sudah ada dengan dukungan fakta biasa disebut discovery sedangkan invention dapat diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta, misalnya hasil kloning dari hewan yang sudah mati dan dinyatakan punah, kemudian diteliti untuk menemukan jenis yang baru.
Suatu kerja penelitian menuntut obyektivitas, terfokus, memerlukan proses yang intensif, sistematis, dan lebih formal, baik di dalam proses atau pengukuran maupun penganalisaan dan penyimpulan hasil-hasilnya. Suatu kerja penelitian bisa juga dilakukan dalam rangka penemuan dan pengembangan pengetahuan.
Agar dapat memahami pengertian atau batasan dari istilah penelitian itu sendiri, perlu diperhatikan beberapa ciri suatu kerja penelitian antara lain sebagai berikut ini.
a.       Penelitian dirancang dan diarahkan guna memecahkan sesuatu masalah tertentu sebagai jawaban terhadap suatu masalah yang menjadi fokus penelitian.
b.      Penelitian memiliki nilai deskripsi dan prediksi serta hasil temuannya
c.       terhadap sampel yang berfokus pada suatu kelompok atau situasi objek
d.      tertentu yang spesifik yang penekanannya pada pengembangan generalisasi, prinsip-prinsip, serta teori-teori.
e.       Penelitian memerlukan instrumen dan prosedur pengumpulan data yang valid sehingga membuahkan hasil analisis/penemuan yang akurat dan terpercaya.
f.       Penelitian berkepentingan bukan sekedar mensintesa atau mereorganisasi hal-hal yang telah diketahui sebelumnya tetapi lebih diarahkan untuk penemuan baru.
g.      Penelitian dirancang dengan prosedur-prosedurnya secara teliti dan rasional.
h.      Penelitian menuntut keahlian untuk mengetahui secara memadai permasalahan yang diselidikinya.
i.        Penelitian yang menggunakan hipotesis, tekanannya pada pengujian hipotesis, bukan pada pembuktian hipotesis.
j.        Penelitian menuntut kesabaran dan tak dilakukan secara tergesa-gesa.
k.      Penelitian memerlukan pencatatan dan pelaporannya dilakukan secara teliti dan cermat, baik terhadap prosedurya maupun hasil-hasil dan kesimpulannya disajikan atas dasar bukti-bukti yang ada secara obyektif, hati-hati, dan cermat sehingga dapat dijadikan bahan yang berharga.

2.      Pengertian Penelitian Pendidikan
Berangkat dari hakikat penelitian yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan pengertian penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang berguna dan dapat dipertanggung jawabkan dalam upaya memahami proses kependidikan dalam lingkungan pendidikan melalui pendekatan ilmiah, baik di lingkungan pendidikan formal, pendidikan informal maupun pendidikan nonformal. Menemukan prinsip-prinsip umum atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadiankejadian dalam lingkungan pendidikan merupakan tujuan dari suatu kerja penelitian penedidikan.
B.     Alasan Dilakukan Penelitian
Sekurang-kurangnya ada empat sebab yang melatarbelakangi mengapa penelitian itu perlu dilakukan, yaitu: (1) Kesadaran keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan (2) Pemenuhan rasa ingin tahu; (3) Pemecahan masalah; dan (4) Pemenuhan pengembangan diri.
Pertama, penelitian didasarkan atas kesadaran keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan. Manusia tinggal di lingkungan masyarakat yang sangat luas, sehingga banyak hal yang kita tidak ketahui, tidak jelas, tidak paham yang kemudian dapat menimbulkan kebingungan, karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia yang sangat terbatas, dibandingkan dengan lingkungannya yang begitu luas. Kesadaran atas keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan atau kemampuan manusia dalam kehidupannya perlu diatasi agar manusia dapat menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat.
Kedua, penelitian dilakukan karena didorong oleh pemenuhan kebutuhan rasa ingin tahu. Manusia memiliki dorongan atau naluri ingin mengetahui tentang sesuatu di luar dirinya. Pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu, menimbulkan rasa ingin tahu baru yang lebih luas, lebih tinggi, lebih menyeluruh. Dorongan ingin tahu disalurkan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman. Contohnya, manusia selalu bertanya, apa itu, bagaimana itu, mengapa begitu, dan sebagainya. Bagi kebanyakan orang, jawaban-jawaban sepintas dan sederhana mungkin sudah memberikan kepuasan, tetapi bagi orang-orang tertentu, para ilmuwan, peneliti, dan mungkin juga para pemimpin, dibutuhkan jawaban yang lebih mendalam, lebih rinci dan lebih komprehensif.
Ketiga, penelitian dilakukan untuk pemecahan masalah. Manusia di dalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada masalah, tantangan, ancaman, dan bahkan kesulitan, baik di dalam dirinya, keluarganya, masyarakat sekitarnya serta di lingkungan kerjanya. Banyak cara yang dilakukan manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, antara lain:
a.       Pemecahan masalah dilakukan secara tradisional atau mengikuti kebiasaan.
b.      Pemecahan masalah secara dogmatis, baik menggunakan dogma agama, masyarakat, hukum, dan lain lain. Seperti pencuri dipotong tangannya, dll.
c.       Pemecahan masalah secara intuitif yaitu berdasarkan bisikan hati.
d.      Pemecahan masalah secara emosional
e.       Pemecahan masalah secara spekulatif atau trial and error.
f.       Pemecahan masalah melalui penelitian. Pemecahan masalah dalam penelitian dilakukan secara objektif, sistematis, menggunakan metode dan mengikuti prosedur, serta berpegang pada prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah pengumpulan, pengolahan data, dan pembuktian secara ilmiah.
Keempat, pemenuhan pengembangan diri. Manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapai, dikuasai, dan dimilikinya. Manusia selalu ingin yang lebih baik, lebih sempurna, lebih memberikan kemudahan, selalu ingin menambah dan meningkatkan “kekayaan” dan fasilitas hidupnya. Keinginan manusia yang selalu ingin lebih baik itu, ada yang dicapai dalam waktu relatif singkat dengan ruang lingkup yang lebih sempit maupun membutuhkan waktu yang cukup lama dengan ruang lingkup yang lebih luas dan komplek melalui penelitian.

C.    Sumber-sumber ilmu pengetahuan
Manusia diberi banyak kelebihan oleh Tuhan. Sebagai makhluk Tuhan mereka belajar atau berusaha survive. Salah satu usaha tersebut, manusia belajar menguasai ilmu pengetahuan. Beberapa sumber ilmu pengetahuan yang tersedia sebagai hasil penelitian ilmiah terhadap masalah-masalah pendidikan. Sumber-sumber pengetahuan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima ), yaitu: (1) Pengalaman, (2) Otoritas, (3) Cara berpikir deduktif, (4) Cara berpikir induktif dan (5) Pendekatan ilmiah. Untuk lebih jelasnya berikut ini, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.       Melalui pegalaman.
Sebagaimana biasa kita dengar orang mengatakan ”guru yang paling baik adalah pengalaman”. Orang dapat belajar dari pengalamannya karena mereka melakukan, mengalami dan menghadapi masalah hidup. Sejumlah pengalaman tersebut dapat dikembangkan manusia dalam berbagai aktivitas atau usaha untuk dimanfaatkan dalam kehidupannya.
Cara orang belajar dari pengalaman sendiri sering tersebut trial and error atau coba dan salah dan mencobanya lagi. Semakin orang tersebut gigih dan tidak putus asa ketika terjadi salah atau jatuh, semakin besar kemungkinan orang tersebut untuk lebih berhasil dalam hidupnya.
Cara lain seorang belajar melalui pengalaman untuk menguasai suatu ilmu pengetahuan adalah menggunakan modal tradisi atau cara tradisi yang berlaku di dalam masyarakat. Sebagai contoh, misalnya anggota atau kelompok masyarakat menurut pandangan orang tua pada suku tertentu, suatu “tradisi” turun temurun tidak boleh dilanggar. Artinya, perbuatan melanggar tradisi perlu dicegah karena sudah menjadi tradisi lama bagi kehidupan suatu kelompok masyarakat tertentu yang diyakini bahkan dianggap “tabu”. Melarang anak-anaknya melakukan pekerjaan yang disebutnya sebagai bentuk pengajaran kepada generasi yang lebih muda.
Cara tradisi ini akan semakin kuat jika setiap kali terjadi peristiwa yang membenarkan tradisi berlaku. Sebaliknya, akan hilang nilai kepercayaan jika kebenaran yang ada menyimpang dengan tradisi yang telah dilakukan.
Penguasaan ilmu pengetahuan melalui cara tradisi ini mempunyai berapa ciri seperti: (1) memegang teguh kebenaran warisan dari orang tua atau nenek moyang; (2) ada pengulangan yang sifatnya membenarkan, berarti akan semakin menambah “valid” cara tersebut, semakin terjadi pengulangan yang bersifat menyimpang dari yang membenarkan, akan dapat mereduksi kepercayaan yang ada; dan (3) menimbulkan ketidakpastian nilai kepercayaan, ketika terjadi konflik dalam masyarakat.
b.      Melalui metode otoritas.
Metode ini digunakan untuk menguasai ilmu pengetahuan jika metode pengalaman tidak dapat digunakan secara efektif. Cara lain dengan bertanya atau menggunakan pengalaman orang lain. Seorang mahasiswa tidak perlu pergi ke bulan untuk mengetahui tentang keadaan dan situasi bulan. Mereka dapat bertanya pada dosennya atau orang yang mempunyai pengalaman dalam bidangnya. Orang yang mempunyai otoritas ini dapat diinterpretasikan sebagai orang yang berwenang dibidangnya, orang yang mempunyai kuasa, dan orang lain yang berhubungan erat dengan permasalahan dan buku literatur dan termasuk pula hasil penelitian para pendahulunya. Menguasai ilmu pengetahuan, melalui cara otoritas lebih efektif dan dapat dilaksanakan, jika di sekitar orang tersebut ada lembaga atau orang yang termasuk dalam kriteria berwenang.
c.       Melalui metode deduktif.
Deduktif pada prinsipnya ialah cara berpikir untuk mencari atau menguasai ilmu pengetahuan yang berawal dari alasan umum menuju kearah yang lebih spesifik. Logika deduktif merupakan sistem berpikir untuk mengorganisasikan fakta dan mencapai suatu kesimpulan dengan menggunakan argumentasi logika.
Contoh: setiap binatang menyusui mempunyai kaki. Semua kucing mempunyai kaki. Oleh karena itu sebagai kesimpulannya, kucing adalah binatang menyusui.
d.      Melalui metode induktif.
Cara ini merupakan proses berpikir yang diawali dari fakta pendukung yang spesifik, menuju pada arah yang lebih umum guna mencapai suatu kesimpulan. Contohnya ialah: Ayam hitam yang kita amati mempunyai hati. Ayam putih yang diamati juga mempunyai hati. Kesimpulannya ialah setiap ayam mempunyai hati.
Didalam logika induktif seorang peneliti berangkat dari pengamatan dan mungkin secara eksperimentasi untuk melihat hati ayam. Dari bervariasi warna ayam dan semuanya mempunyai hati. Kesimpulannya adalah bentuk terakhir yang berupa generalisasi dan pengamatan banyak ayam tersebut.
e.       Menggunakan pendekatan ilmiah.
Merupakan metode untuk menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang paling tinggi nilai validitas dan ketepatannya, jika dibandingkan dengan beberapa macam pendekatan yang telah didiskusikan di atas. Sangat dianjurkan bagi para peneliti maupun professional untuk selalu menggunakan pendekatan tersebut dalam setiap waktu maupun kesempatan. Metode ilmiah pada prinsipnya adalah metode gabungan secara integral antara dua logika deduktif dan induktif yang kemudian menghasilkan langkah penting sebagai strategi ilmiah.

D.    Tujuan Penelitian Pendidikan
Pada dasarnya tujuan penelitian pendidikan ialah menemukan prinsip-prinsip umum atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam lingkungan pendidikan, baik pendidikan formal, nonformal maupun informal.
Dalam kegiatan penelitian memang mengandung kegiatan yang kadang sulit dan melelahkan, karena memerlukan biaya, tenaga, dan waktu, tetapi penelitian memiliki tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti.
Secara umum beberapa tujuan penelitian yang hendak dicapai, termasuk penelitian pendidikan antara lain:
1.      Memperoleh informasi baru
Pada manusia terdapat naluri ingin tahu. Karena dorongan kebutuhan ingin tahu ini, manusia ingin mengetahui sesuatu di luar yang ia ketahui. Salah satu cara untuk menemukan sesuatu yang baru adalah melakukan penyelidikan atau penelitian. Penelitian biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika dilihat dari aspek si peneliti. Data dalam penelitian tidak boleh dikumpulkan sekedar data yang sesuai dengan keinginan pribadi si peneliti Walaupun mungkin saja suatu data atau fakta tersebut telah ada dan berada di suatu tempat dalam waktu lama. Yang perlu diingat, dalam mengumpulkan data, harus dilakukan secara obyektif.
Untuk menemukan sesuatu yang baru bidang pendidikan dilakukan melalui penelitian pendidikan. Artinya, dalam perkembangan pengetahuan, temasuk juga ilmu atau pengetahuan di bidang pendidikan, penemuan sesuatu yang baru mengenai berbagai persoalan pendidikan dapat dilakukan dengan metode atau cara penelitian yang hasilnya berupa temuan-temuan baru. Karena itu, kegiatan penelitian harus dilakukan dengan cara-cara yang benar, dalam arti dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
2.      Mengembangkan dan menjelaskan
Tujuan yang kedua adalah mengembangkan dan menjelaskan.. mengembangkan hasil kajian dari suatu kegiatan penelitian pendidikan berarti mengembangkan perubahan-perubahan dan kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh individu, kelompok ataupun organisasi dalam kurun waktu tertentu. Peneliti berupaya mengkaji teori-teori yang didukung fakta-fakta yang ada, sehingga peneliti akan sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering disebut sebagai hipotesis penelitian. Tujuan dari hasil penelitian dianggap penting karena bermanfaat secara signifikan ketika para peneliti berusaha memecahkan permasalahan dengan tidak menginginkan terjadinya  pengulangan kerja atau penggunaan tenaga yang sia-sia. 
3.      Menerangkan, memprediksi, dan mengontrol suatu ubahan
Ubahan di dalam istilah penelitian disebut variabel. Variabel adalah gejala yang sedang diteliti, yang digunakan untuk mentransfer gejala ke dalam data penelitian. Biasanya variabel muncul pada tingkat intensitas yang berbeda sehingga variabel itu adalah variabel lebel. Ada beberapa variabel yang biasa digunakan dalam suatu penelitian, yaitu: variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang memberi pengaruh atau diuji pengaruhnya terhadap variabel lain, disebut juga variabel perlakuan, variabel eksperimen atau variable intervensi. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, disebut juga variabel hasil, variabel pos tes atau variabel kriteria.
Seorang peneliti perlu mengetahui variabel yang disebut variabel bebas (independent variable) dan variable tergantung (dependent variable), sehingga ia dapat mengetahui secara pasti pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya. Dan kemudian dapat menerangkan keterkaitan dan keterikatan variabel yang ada; dapat memprediksi apa yang akan terjadi di antara vartiabel atau bahkan mengontrol mereka untuk memperoleh sesuatu yang bermanfaat.
Selain dua variabel tersebut di atas, dalam suatu penelitian biasa dijumpai variable ekstranus dan variabel penyela. Variabel ekstranus (extraneous variabel) dan variable penyela (intervening variable). Variabel ekstranus adalah variabel-variabel yang apabila tidak dikontrol akan berpengaruh terhadap variabel terikat. Sedangkan variabel penyela adalah variabel yang kemungkinan besar berpengaruh terhadap hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tetapi sulit untuk dikontrol.

E.     Fungsi Penelitian Pendidikan
Pemahaman tentang bagaimana penelitian berperan dalam mengembangkan pengetahuan dan memperbaiki praktik pendidikan dikaitkan dengan perbedaan macam-macam penelitian berkenaan dengan fungsinya, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.      Fungsi penelitian berdasarkan jenis penelitian.
Secara mendasar dapat dibedakan tiga jenis atau macam penelitian, yaitu penelitian dasar atau basic research, penelitian terapan (applied research) dan penelitian evaluatif (evaluative research). Hasil-hasil penelitian tersebut, memberikan gambaran bagi kita tentang fungsi-fungsi penelitian pendidikan:
a.      Penelitian Dasar
Tujuan penelitian dasar adalah: pertama menambah pengetahuan kita dengan prinsipprinsip dasar dan hukum-hukum ilmiah, dan kedua meningkatkan pencarian dan metodologi ilmiah (Nana Syaodih, 2005). Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research) diarahkan pada pengujian teori, dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik. Penelitian ini memberikan sumbangan besar terhadap pengembangan dan pengujian teori-teori. Sebagai contoh, teori yang dikemukan oleh Newton, yaitu gaya gravitasi yang telah lama dan sampai sekarang masih berlaku. Contoh lain, mengenai hasil penelitian yang sampai sekarang dan mungkin akan tetap berlaku misalnya dalil segitiga Phytagoras, dan lain-lain.
Dalam bidang pengetahuan sosial, termasuk hasil penelitian bidang pendidikan, ada dua kemungkinan terjadi, yaitu pertama, dapat memperkuat, mengubah, atau menolak hasil temuan dari paradigma lama. Yang kedua, hasil penelitian yang baru menghasilkan suatu yang memperkuat, membedakan, atau bertentangan dengan hasil penelitian yang lama.
Bertolak dari suatu teori, prinsip dasar atau generalisasi, Syaodih (2005) menjelaskan bahwa penelitian dasar diarahkan untuk mengetahui, menjelaskan dan memprediksi fenomena-fenomena alam dan sosial. Teori bisa didukung atau tidak didukung oleh pengalaman. Teori yang didukung oleh kenyataan-kenyataan empiris disebut hukum ilmiah (scientific law).

b.      Penelitian Terapan
Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Penelitian dasar berfungsi menghasilkan pengetahuan untuk mencari solusi tentang masalah-masalah dalam bidang tertentu. Penelitian ini menguji manfaat dan teori-teori ilmiah, mengetahui hubungan empiris dan analitis dalam bidang-bidang tertentu. Implikasi dari penelitian terapan dinyatakan dalam rumusan yang bersifat umum, bukan rekomendasi yang merupakan tindakan langsung.
Penelitian terapan seperti halnya penelitian dasar bersifat abstrak dan umum dalam bidang tertentu, bukan pengetahuan yang bersifat universal. Hasil penelitian terapan menambah pengetahuan yang berbasis penelitian dalam bidang-bidang tertentu. Dampak dari penelitian terapan terasa setelah periode waktu tertentu. Setelah jumlah hasil studi dipublikasikan dan dibicarakan dalam periode waktu tertentu, pengetahuan tersebut akan mempengaruhi cara berpikir dan persepsi para praktisi. Penelitian terapan mendorong penelitian lebih lanjut, menyarankan teori dan praktek baru serta mendorong pengembangan metodologi.

c.       Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif (evaluation research) difokuskan pada suatu kegiatan dalam suatu unit tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses, ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga. Penelitian ini dapat menilai manfaat atau kegunaan, sumbangan dan kelayakan dari sesuatu kegiatan dalam satu unit. Apakah suatu kegiatan, program atau pekerjaan memberikan manfaat, sumbangan atau hasil seperti yang diharapkan?
Penelitian evaluatif berbeda dengan evaluasi formal. Evaluasi formal bisa dilakukan oleh para peneliti atau pelaksana dalam bidangnya, tidak membutuhkan pelatihan-pelatihan khusus. Untuk dapat melakukan penelitian evaluatif membutuhkan latihan khusus dalam beberapa disiplin ilmu, metodologi dan keterampilan berhubungan dengan komunikasi secara interpersonal. Penelitian evaluatif yang bersifat komprehensif membutuhkan data kuantitatif dan kualitatif dari berbagai studi terkait yang dilaksanakan dalam berbagai tahapan kegiatan.
Penelitian evaluatif dapat menambah pengetahuan tentang kegiatan tertentu, dan dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut. Sejumlah penelitian evaluatif dalam kegiatan sejenis yang dilaksanakan dalam unit-unit yang berbeda dapat menambah pengetahuan dalam bidang aplikatif.
Ada dua macam penelitian evaluatif yaitu penelitian tindakan (action research) dan penelitian kebijakan (policy research). Penelitian tindakan dilakukan oleh para pelaksana untuk memecahkan masalah yang dihadapi atau memperbaiki suatu pelaksanaan suatu kegiatan. Analisis kebijakan mengevaluasi kebijakan pemerintah untuk membantu para penentu kebijakan memberikan rekomendasi-rekomendasi yang praktis.

2.      Fungsi penelitian berdasarkan tujuan
Selain berdasarkan jenis-jenis atau macam-macam penelitian, fungsi penelitian juga dapat dibedakan berdasarkan tujuannya, yaitu:
a.      Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Dalam studi ini para peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya. Penelitian deskriptif dapat berkenaan dengan kasus-kasus tertentu atau suatu populasi yang cukup luas.
Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan suatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan (developmental studies). Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu.
Dalam penelitian deskriptif dapat digunakan pendekatan kuantitatif, pengumpulan dan pengukuran data yang berbentuk angka-angka, atau pendekatan kualitatif, penggambaran keadaan secara naratif kualitatif. Penelitian deskriptif dapat dilakukan pada saat ini atau dalam kurun waktu yang singkat, tetapi dapat juga dilakukan dalam waktu yang cukup panjang disebut penelitian longitudinal.
Penelitian longitudinal ini menunjuk pada penelitian-penelitian individu atau satuan-satuan lain, dimana pengukuran unit yang sama diulang diberbagai waktu sepanjang jalannya penelitian. Sedangkan penelitian cross sectional, misalnya meneliti perkembangan kemampuan berbahasa pada tahap-tahap dalam potongan waktu misalnya kemampuan berbahasa pada masa atau tahapan perkembangan seseorang berdasarkan usia kronologis: bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja dilakukan secara bersamaan.
b.      Penelitian Prediktif
Penelitian prediktif (predictive research, Studi ini ditujukan untuk memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada saat yang akan datang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini. Penelitian deskriptif dilakukan melalui penelitian yang bersifat korelasional (correlational studies) dan kecenderungan (trend studies). Melalui penelitian korelasional, selain dapat dicari korelasi antara dua atau lebih dari dua variable juga dapat dihitung regresinya. Melalui perhitungan regresi ini, baik regresi parsial maupun multiple dapat diprediksi dampak atau kontribusi dari satu atau lebih dari satu variabel terhadap variabel lainnya.
Penelitian prediktif juga dapat dilakukan melalui studi kecenderungan. Dengan melihat perkembangan selama jangka waktu tertentu, pada saat ini atau saat yang lalu dapat dilihat kecenderungannya pada masa yang akan datang. Prediksi tentang jumlah penduduk lima atau sepuluh tahun yang akan datang bisa dihitung berdasarkan perkembangan penduduk selama lima sampai sepuluh tahun yang lalu.
c.       Penelitian Improftif
Penelitian improftif (improvetive research) ditujukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu program. Banyak kegiatan atau program dalam pelaksanaan pendidikan, seperti pelaksanaan: kurikulum, pembelajaran, evaluasi berbagai mata pelajaran, program: praktik laboratorium, praktik keterampilan, bimbingan siswa, ekstrakurikuler, pengawasan sekolah, layanan perpustakaan, program pelatihan pemimpin sekolah, guru, staf adminstrasi, dll. Untuk memperbaiki dan menyempurnakan pelaksanaa program atau kegiatan digunakan penelitian tindakan atau action research, sedang untuk memperbaiki, meningkatkan atau menghasilkan program yang standar atau model digunakan penelitian dan pengembangan atau research and development.
d.      Penelitian Eksplanatif
Penelitian eksplanatif (explanative research) ditujukan untuk memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena atau variabel. Peneliti berusaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta yang menunjang yang ada, peneliti akan dapat sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering disebut sebagai hipotesis penelitian.
Hubungan tersebut bisa berbentuk hubungan korelasional atau saling hubungan, sumbangan atau konstribusi satu variabel terhadap variabel lainnya ataupun hubungan sebab akibat. Hubungan-hubungan tersebut dikaji dalam penelitian korelasional, dan penelitian eksperimental. Hubungan juga dapat dilihat dari perbedaan yang melatarbelakanginya, yang dapat diungkap melalui penelitian kausal komparatif.

 Simpulan
Penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang berguna dan dapat dipertanggung jawabkan dalam upaya memahami proses kependidikan dalam lingkungan pendidikan melalui pendekatan ilmiah, baik di lingkungan pendidikan formal, pendidikan informal maupun pendidikan nonformal.
Beberapa alasan yang melatar belakangi penelitian itu perlu dilakukan, yaitu: (1) Kesadaran keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan (2) Pemenuhan rasa ingin tahu; (3) Pemecahan masalah; dan (4) Pemenuhan pengembangan diri.
Usaha manusia belajar menguasai ilmu pengetahuan untuk melakukan penelitian bersumber dari: (1) Pengalaman, (2) Otoritas, (3) Cara berpikir deduktif, (4) Cara berpikir induktif, dan (5) Pendekatan ilmiah.
Secara umum beberapa tujuan penelitian yang hendak dicapai, termasuk penelitian pendidikan antara lain: (1) memperoleh informasi baru, (2) mengembangkan dan menjelaskan, dan (3) menerangkan, memprediksi, dan mengontrol suatu ubahan.
Sedangkan fungsi utama penelitian pendidikan secara umum ada dua, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktek pendidikan. Dari fungsi utama tersebut dapat dijabarkan lagi berdasarkan jenis-jenis penelitian, yaitu: fungsi penelitian berdasarkan jenis penelitian dibedakan tiga jenis atau macam penelitian, yaitu penelitian dasar atau basic research, penelitian terapan atau applied research dan penelitian evaluatif atau evaluative research. Dan fungsi penelitian berdasarkan tujuan penelitian, dibedakan antara penelitian deskriptif, prediktif, improftif, dan eksplanatif. Penelitian pendidikan tersebut menekankan sekitar masalah pendidikan, baik yang mencakup guru, siswa, kurikulum, sistem pengajaran, manajeman, dan hubungan lembaga dengan masyarakat dan lain-lain.


DAFTAR PUSTAKA


Syukri, M., dkk. 2005. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar